Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sikap Ahok yang Melekat Dalam Ingatan Masyarakat

16 November 2019   09:06 Diperbarui: 16 November 2019   10:04 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok. - TRIBUNJATIM.COM

Sebaliknya, ketegasan sikap terhadap hal-hal yang tidak benar, dan keseriusannya dalam menegakkan kebenaran, juga sangat melekat dalam ingatan para pendukung dan pengagumnya. Sehingga Ahok tetaplah dianggap sebagai seorang superhero bagi mereka.

Padahal, Ahok sedang berusaha mengubah citra negatifnya dimasa lalu. Selepas dari tahanan Mako Brimob, Basuki Tjahaya Purnama tidak ingin lagi dipanggil dengan 'Ahok', dia ingin dipanggil dengan 'BTP' saja.

Mungkin dengan dipanggil BTP dia tidak lagi melekat sebagai Ahok, tapi persoalannya, pendukungnya lebih nyaman memanggil namanya dengan Ahok ketimbang BTP.

Alangkah bijaknya kalau kita membenci atau menyukai seseorang tetap dengan rasional dan realistis. Bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain, betapa sulitnya hidup ditengah-tengah kebencian tanpa henti.

Berbagai tanggapan mengemuka di saat Ahok diberikan peluang untuk menduduki jabatan Salah satu Direksi BUMN. Ada yang pro dan ada juga yang kontra. Begitu sempit dunia ini bagi seorang Ahok.

Padahal di luar sana, seorang Nelson Mandela yang Mantan Narapidana, bisa menjadi Presiden di Afrika Selatan. Betapa berjiwa besarnya masyarakat diluar sana. Sementara kita disini, dengan bangga bisa terus memelihara kebencian atas sesama.

Lihatlah teladan yang diberikan Prabowo Subianto dan Joko Widodo, yang mengedepankan Persatuan dan kesatuan bangsa diatas kepentingan mereka. Padahal keduanya pernah berseteru hebat dalam dua Pilpres.

Sebaliknya, pendukung mereka berdua, masih terus bersiteru tidak puguh-lagu, tanpa kejelasan apa yang dijadikan seteru. Terus bergesekan di media sosial secara banal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun