Ntar kalau dibilang yang begitu bukanlah sesuatu yang gak penting, malah dicap Liberal, terlalu radikal cara berpikirnya. Pidato itu bukan dinilai berapa panjang dan lamanya, tapi esensi dan subastansi dari apa yang disampaikan bisa difahami audience atau gak.
Kita memang harus meniru negara-negara yang sudah maju, terutama carae mereka berpikir dan bertindak untuk maju. Cuma mengurangi ucapan salam saja tidaklah meninggalkan adat dan budaya kok.
Perlu dipertanyakan, apakah pembukaan pidato dengan berpanjang-panjang, dan disusupkan bahasa Arab itu bagian dari budaya kita.? Enggak kan, udah jelas-jelas itu bahasa Arab, bukan bahasa kita.
Hal-hal formalitas seperti itu tidak perlu "di formalin-kan", atau diawetkan, buat apa, cuma membuat kita menghabiskan waktu untuk hal yang tidak terlalu perlu. Tidak akan mengurangi nilai kita sebagai bangsa yange beradab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H