Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orangtua Kaya Raya, Anak Jadi Raja

8 November 2019   14:24 Diperbarui: 8 November 2019   15:03 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada pepatah lama yang kurang lebih seperti ini:

"Orang tua kaya raya, anak jadi raja. Anaknya kaya raya, orang tua jadi hamba sahaya".

Ini gambaran nyata disekitar kita, bagaimana orang tua memperlakukan anaknya disaat dia banyak harta, dan kaya raya. Dia akan bahagiakan anaknya, dia penuhi segala kebutuhannya. Tapi sebaliknya, ada juga anaknya yang kaya raya, orang tua malah dijadikan hamba sahaya.

Padahal, Allah sangat meninggikan derajat orang tua. Sehingga dalam hal Ridho-Nya, DIA nomor duakan diri-Nya. Kenapa saya bilang begitu, karena Allah memberikan Ridhoi-Nya kepada kita, setelah terlebih dahulu kita mendapatkan Ridho dari kedua orang tua.

Inilah dasar pijakan bagaimana kita harus menempatkan kedua orang tua, terutama ibu. Allah punya alasan tersendiri agar kita senantiasa memuliakan orang tua. Orang tua tidak ada bekasnya, begitu juga seorang anak.

Orang tua doanya sangat mustajab, sangat didengar Allah. Bisa dibayangkan kalau kita sudah tidak memiliki kedua orang tua, dari mana kita bisa mendapatkan doa yang mustajab tersebut, siapa yang bisa mendoakan kita seperti itu.

Bisa saja kita mendapatkan doa-doa dari anak yatim piatu, atau para fakir miskin yang selalu kita santuni. Tapi masalahnya, kita bisa mendapatkan doa tersebut setelah ada tindakan baik kita terhadap mereka. Lain halnya dengan kedua orang tua, mereka senantiasa mendoakan kita siang dan malam disetiap sujudnya.

Berbahagialah bagi yang masih memiliki kedua orang tua, bisa selalu mendapatkan doa dari mereka. Namun, dimanakah kita menempatkan kedua orang tua tersebut, apakah mereka sudah dimuliakan dalam kesehariannya, apakah sudah membuat mereka tenang dan nyaman dimasa tuanya.

Hati-hati kalau kita hidup dengan kedua orang tua, apalagi orang tua menumpang hidup dengan kita. Tanpa kita sadari, kadang kita sudah berbuat dzolim kepada mereka. Kita serahkan semua urusan rumah tangga, diurus sama mereka.

Padahal, kita mampu untuk membayar seorang pembantu untuk urusan tersebut, tapi karena beranggapan masih ada orang tua, sehingga semua urusan tersebut kita bebankan kepada orang tua.

Seharusnya dimasa tuanya, orang tua hanya tinggal menikmati hidup dan masa tuanya. Dengan penuh kebahagiaan, dan penuh suka cita, sehingga doanya terus mengalir untuk keberkahan hidup kita.

Jangan pernah berpikir bahwa kita bisa membalas budi dan jerih payah orang tua, karena itu tidak akan pernah terbayarkan. Cara terbaik membalas kebaikan kedua orang tua adalah, dengan memperlakukan mereka sebaik mungkin, dan semulia mungkin.

Kalau itu tidak mampu untuk dilakukan, jangan sakiti hati mereka, baik dengan ucapan, maupun perbuatan yang tidak menyenangkan hatinya. Hindari untuk menyinggung perasaannya.

Terhadap orang tua, jangan sekali-kali ucapan kita nadanya lebih tinggi dari suara orang tua. Jika berdebat sama orang tua, lebih baik mengalah dengan diam daripada akhirnya melukai perasaannya.

Memang bagi yang berpandangan moderen boleh saja mengatakan orang tua juga bisa salah, tapi meskipun mereka salah, tidak lantas anak boleh memperlakukan orang tua seenaknya.

Tempatkanlah kedua orang tua diatas singgasana hatimu, takutlah kepada kedua orang tuamu, seperti halnya takut kepada Allah, karena murka Allah pun karena murkanya orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun