Ada pepatah lama yang kurang lebih seperti ini:
"Orang tua kaya raya, anak jadi raja. Anaknya kaya raya, orang tua jadi hamba sahaya".
Ini gambaran nyata disekitar kita, bagaimana orang tua memperlakukan anaknya disaat dia banyak harta, dan kaya raya. Dia akan bahagiakan anaknya, dia penuhi segala kebutuhannya. Tapi sebaliknya, ada juga anaknya yang kaya raya, orang tua malah dijadikan hamba sahaya.
Padahal, Allah sangat meninggikan derajat orang tua. Sehingga dalam hal Ridho-Nya, DIA nomor duakan diri-Nya. Kenapa saya bilang begitu, karena Allah memberikan Ridhoi-Nya kepada kita, setelah terlebih dahulu kita mendapatkan Ridho dari kedua orang tua.
Inilah dasar pijakan bagaimana kita harus menempatkan kedua orang tua, terutama ibu. Allah punya alasan tersendiri agar kita senantiasa memuliakan orang tua. Orang tua tidak ada bekasnya, begitu juga seorang anak.
Orang tua doanya sangat mustajab, sangat didengar Allah. Bisa dibayangkan kalau kita sudah tidak memiliki kedua orang tua, dari mana kita bisa mendapatkan doa yang mustajab tersebut, siapa yang bisa mendoakan kita seperti itu.
Bisa saja kita mendapatkan doa-doa dari anak yatim piatu, atau para fakir miskin yang selalu kita santuni. Tapi masalahnya, kita bisa mendapatkan doa tersebut setelah ada tindakan baik kita terhadap mereka. Lain halnya dengan kedua orang tua, mereka senantiasa mendoakan kita siang dan malam disetiap sujudnya.
Berbahagialah bagi yang masih memiliki kedua orang tua, bisa selalu mendapatkan doa dari mereka. Namun, dimanakah kita menempatkan kedua orang tua tersebut, apakah mereka sudah dimuliakan dalam kesehariannya, apakah sudah membuat mereka tenang dan nyaman dimasa tuanya.
Hati-hati kalau kita hidup dengan kedua orang tua, apalagi orang tua menumpang hidup dengan kita. Tanpa kita sadari, kadang kita sudah berbuat dzolim kepada mereka. Kita serahkan semua urusan rumah tangga, diurus sama mereka.