"Take it or Leave it"
Ketika kita bekerja disuatu tempat, dan mau bekerja disana, bisa saja karena diminta atau dipanggil, atau juga karena memang melamar pekerjaan tersebut.Â
Tapi bisa saja karena referensi atau rekomendasi seorang teman. Yang jelas setelah bekerja, kita bisa merasakan situasi dan suasana kerjanya, bisa nyaman, bisa juga tidak.
Kadang nyaman atau tidaknya tergantung bagaimana penerimaan kita sendiri. Bisa nyaman kalau memang kita membutuhkan pekerjaan tersebut, dan kebetulan cocok dengan profesi yang digeluti, bisa juga tidak nyaman karena beberapa faktor, misalnya kuatnya tekanan dari atas, atau kurangnya faktor penunjang kesejahteraan.
Kemarin saya kedatangan seorang teman dirumah, kebetulan saya memang sedang ada dirumah, seperti biasanya sejak dua tahun belakangan ini.Â
Teman ini berkeluh kesah tentang situasi kerja dilokasi shooting, yang pembayaran honor suka telat, sementara kerjanya hampir tiap hari bisa sampai pagi.
Saya cuma bilang, gak perlu dikeluhkan yang seperti itu, percuma karena tidak akan mengubah keadaan dan situasi. Yang ada malah membuat dirimu semakin tertekan keadaan. Kalau kamu masih suka dengan pekerjaan tersebut lanjutkan, kalau udah gak suka, ya tinggalkan.
Jawabannya gak mungkin meninggalkan pekerjaan tersebut, karena kondisinya sedang butuh uang, dan peluang untuk mendapatkan pekerjaan lain sangat sulit.Â
Saya bilang sama dia, itu artinya kamu tidak punya pilihan selain dari terus melanjutkan pekerjaan tersebut, artinya kamu harus nikmati aja semua masalah yang sedang dihadapi.
Kalau terus menceritakan keburukan tempat kamu bekerja, dan selalu mengungkit semua kekurangannya, itu sama saja kamu mengencingi periuk nasi kamu sendiri.Â
Sama saja kamu munafik, tidak suka tapi terus dinikmati hasilnya. Dia hanya diam mendengar ocehan saya, masalah yang dihadapinya itu masalah klasik yang selalu berulang dibidang pekerjaan seperti itu.