Sementara Rocky menilai, konsolidasi tersebut adalah bentuk kesadaran Prabowo, kalau dia nantinya adalah pengendali kekuasaan. Memangnya Partai koalisi Jokowi mau dengan mudah dikendalikan Prabowo.?
Sakit hati sama Prabowo boleh, tapi tidak perlu memanasi situasi agar Prabowo dicurigai oleh koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf. Kalau menurut saya, meskipun saya tidak mengenal dekat Prabowo, tapi kepribadian Prabowo tidaklah seperti Rocky duga.
Boleh saja menduga kalau Prabowo masuk ke kabinet Jokowi untuk membangun kekuatan dari dalam, dan selanjutnya mengambil kendali kekuasaan, tapi analisanya harus logis.
Rocky Gerung menduga upaya Prabowo melakukan pendekatan dengan Partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf, merupakan sinyal bahwa Prabowo Subianto akan memegang kendali seluruhnya.
"Nah sinyalnya sebetulnya pesannya adalah seolah-olah Pak Prabowo ini mau mengatakan nanti seluruh kegiatan politik istana, akan ada di bawah kendali saya, kan itu yang terlihat," ungkapnya.
Nantinya kata dia, semuanya akan berubah di bawah kendali seorang Prabowo Subianto.
Analisa Rocky ini menggampangkan semua persoalan, segampang dia berpikir dan mempengaruhi pikiran para pemujanya. Padahal situasi dan kondisi sebenarnya tidaklah semudah apa yang dia pikirkan.
Jalan pikiran Prabowo jelas tidak sama dengan jalan pikiran Rocky, itulah makanya Rocky tidak bisa menerima kenyataan kalau Prabowo bergabung dengan Jokowi.
Kalau Rocky tahu dan mengerti jalan pikiran Prabowo, tentunya dia tidak akan menarik dukungannya, dan mendeklarasikan diri sebagai oposan Prabowo.
Ngapai juga dia menarik dukungan terhadap Prabowo, kalau dia yakin Prabowo akan mengambil semua kendali di Istana. Kalau itu benar dilakukan Prabowo, harusnya dia tetap mendukung Prabowo dong. Begitulah logikanya.