Human rights resolution secara esensial menaruh perhatian kepada pelanggaran hak asasi manusia yang disebabkan, penindasan, intoleransi, juga tindakan kekerasan antara manusia dengan sesama manusia.
Kebetulan saja tindakan tersebut dilakukan oleh rezim atas nama kekuasaan. Tapi seharusnya, titik fokus para penggiat HAM bukanlah cuma terhadap rezim berkuasa, siapapun yang melanggar kemanusiaan harus tetap menjadi perhatian, harus digugat.
Apakah kasus pelanggaran HAM hanya dilakukan oleh sebuah rezim? Tidak juga, bisa saja sebuah kelompok, atau ormas yang merasa mempunyai kekuasaan, bisa melakukan pelanggaran HAM, dan itulah yang terjadi terhadap Ninoy.
Mengutip pernyataan Plato, "The just is nothing else than the advantage of the stronger", yang intinya, yang kuat yang mendikte keadaan. Siapapun yang melakukan pelanggaran HAM atas nama kekuatan dan kekuasaan, seperti itulah yang terjadi.
Kalau komisi-komisi yang menangani kasus pelanggaran HAM masih pilih-pilih siapa yang dibela, maka nilai kemanusiaan tidak lagi ditempatkan diperingkat paling atas. Padahal HAM bicara tentang hak manusia dan kemanusiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H