Jadi, asal ada pasien mengidap kanker, dan kebetulan dia merokok, serta-merta rokok lah yang dituding sebagai penyebab tunggalnya.
Variabel-variabel lain yang terkait dengan gaya hidup si pasien, semisal 'asupan' polusi asap kendaraan, konsumsi MSG, dan sebagainya, diabaikan. Metode semacam itu jelas melanggar kaidah eksperimen ilmiah.
Dengan teori baru hasil penelitian ilmuwan bangsa sendiri tersebut, menjadi cukup jelas lah kenapa di sekitar kita banyak perokok aktif yang tetap sehat sampai lanjut usia.
Banyak tokoh nasional yang perokok kretek tetap bugar dan produktif hingga usia senja.
Sebut saja misalnya Haji Agus Salim, mantan Menteri Pendidikan Prof Fuad Hasan, penulis besar Pramoedya Ananta Toer, master menggambar Pak Tino Sidin, tokoh Muhammadiyah Prof Malik Fadjar, dan masih banyak contoh lain. Sumber
Selain tokoh diatas, Bung Karno Presiden RI pertama, yang juga Proklamator Indonesia, adalah seorang perokok. Bahkan ada kata-kata beliau yang membela pemuda perokok
 "Aku lebih senang pemuda yang merokok dan minum kopi sambil diskusi tentang bangsa ini, daripada pemuda kutu buku yang hanya memikirkan diri sendiri" ~ Ir. Soekarno
Bagi Soekarno merokok adalah ideologi. Karena Soekarno paham betul bahwa komoditi tembakau Indonesia merupakan komoditi yang menjanjikan yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain.Â
Meskipun  ada tembakau virginia dari Amerika Serikat secara kualitas masih jauh dengan kualitas tembakau Indonesia. Sumber
Bahkan rokok pun bisa menjadi alat diplomasi dengan tokoh-tokoh dunia bagi Bung Karno. Tidak jarang kita melihat foto-foto beliau saat berkumpul dengan tokoh-tokoh dunia mereka sambil merokok.