Kalau sebelumnya dikemasan rokok tertera Rokok bisa menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin, terus ditampilkan juga gambar yang serem-serem.
Pada kemasan terbaru sekarang ini hanya ada peringatan, "Merokok sebabkan Kanker tenggorokan." Ini sih masih logis, karena memang ada sebagian perokok terbukti memang mengidap penyakit Kanker tenggorokan.
Tapi memang tidak terjadi pada semua perokok. Artinya tidak semua perokok akan terkena penyakit kanker tenggorokan, mungkin kasusnya dari 10 orang perokok, hanya 1 orang yang mengidap Kanker tenggorokan.
Saya mengatakan ini bukan untuk membela diri sebagai perokok. Mertua saya almarhum adalah perokok berat, berhenti merokok karena menderita sakit Kanker tenggorokan, yang menyebabkan terjadi gangguan pada pita suaranya.
Bahkan mengakibatkan terganggunya saluran pernapasan dibagian tenggorokan harus dioperasi. Akibatnya dibagian leher bawah harus dibolongin untuk membantu saluran pernapasan.
Ayah dan Ibu saya juga perokok berat sampai diusia yang cukup tua. Berhenti merokok setelah terserang stroke. Memang kalau dibilang rokok bisa menyebabkan stroke sangat memungkinkan, karena dengan merokok katanya bisa menyebabkan pengentalan darah.
Berbeda dengan penemuan Prof Sutiman Bambang Sumitro dari Pusat Penelitian Peluruhan Radikal Bebas di Malang.
Setelah penelitian belasan tahun, salah satu bukti ilmiah yang ditemukan adalah, asap rokok memang mengandung zat merugikan, namun tak cukup kuat sebagai penyebab kanker.
Lebih jauh lagi, teori Prof Sutiman menyatakan, rokok menyebabkan kanker kebanyakan hanya hasil pengolahan data di rumah sakit, bukan di lapangan.