Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membunuh Kretek Indonesia Lewat Iklan "Rokok Membunuhmu"

26 September 2019   15:12 Diperbarui: 26 September 2019   20:13 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berapa banyak mereka rokok kretek di bawah Sampoerna yang sekarang dicaplok Philips Morris, dan rokok tersebut menguasai pasar rokok Indonesia dengan luar biasa.

(Industri kretek yang masih berada di tangan pihak Indonesia adalah Djarum, Gudang Garam, Djeruk dari daerah Kudus, Wismilak.)

Matinya Industri Kopra, Industri gula, industri garam, Industri jamu dan industri kretek, menandai matinya komoditas nasional. Matinya sebuah kebudayaan lokal. Lamban lain mungkin Matinya Indonesia.

Tapi tak tahukah Anda, bahwa di balik logika kesehatan itu ada keserakahan kaum kapitalis asing yang hendak menguasai bisnis global di bidang kretek?

Saya akan berhenti merokok kalau saya sudah tidak mampu lagi membelinya. Jadi selama saya masih bisa beli, maka saya akan terus merokok, karena dengan membeli rokok, saya sudah membantu Pemerintah dan industri rokok Indonesia.

Dulu semasa remaja, saya mengingatkan ayah saya tentang bahayanya merokok yang bisa menyebabkan kematian. Tahu apa jawaban ayah saya, "Mati itu bukan disebabkan rokok, tapi Karena sudah Ajal."

Tapi nasehat ayah saya jangan diikuti, tidak usah merokok kalau memang tidak suka, tapi jangan juga sewot sama perokok. Menghindar saja dari orang yang merokok, jangan dijadikan musuh.

Sumber tulisan:
Buku Membunuh Indonesia: Konspirasi Global Penghancuran Kretek. Penulis: Abhisam DM, Hasriadi Ary, Miranda Harlan Penyunting: Abhisam DM Penerbit: Kata Kata Terbit: Desember 2011.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun