Patut diapresiasi independensi mahasiswa yang demo menolak Revisi UU KPK dan RKUHP. Perwakilan mahasiswa yang niat awalnya ingin bertemu dengan Pimpinan DPR, akhirnya diterima oleh Ketua Badan Legislasi DPR RI, Supratman Andi Agtas, di ruang fraksi Gerindra yang terletak di lantas 18 Nusantara I.
Perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus tersebut, selain ditemui Supratman Ketua Komisi II Ahmad Riza Patria dan Anggota Komisi XI Heri Gunawan. Politikus Gerindra lain, Andre Rosiade, juga hadir.
Namun Perwakilan Mahasiswa yang diwakili oleh satunya Ketua BEM FISIP Universitas Indonesia, Thierry Ramadhan, menolak diterima diruang Fraksi Gerindra, meminta pertemuan digelar di tempat yang netral--tanpa satu pun terpajang logo partai.
Ini sebuah sikap yang terpuji dan patut diapresiasi dari Perwakilan mahasiswa, mereka tidak ingin ada kesan mahasiswa dimanfaatkan oleh kepentingan politik sebuah golongan atau Partai. Sepertinya mereka sudah mencium ada gelagat yang tidak baik.
"Agenda kami agenda independen. Tolong semua yang merasa mahasiswa keluar," ujar Thierry.
"Kami minta tempat dipindahkan bukan di ruang fraksi. Kalau seandainya tidak ada ruangan, kami berharap di depan saja enggak apa. Yang penting bisa berdialog dengan wakil rakyat kami. Tolong jangan ada embel-embel partai," tambahnya.
Kekuatiran mahasiswa takut dimanfaatkan oleh kepentingan Partai politik cukup beralasan, karena memang dalam situasi seperti itu sangat mungkin ada keinginan Partai politik untuk memanfaatkan mereka, terbukti politisi partai Gerindra mengklaim mahasiswa ingin bertemu dengan mereka.
Riza Patria mengklaim mahasiswa ingin bertemu dengan perwakilan politikus Gerindra. Spontan para mahasiswa menyanggahnya. Riza pun mengakui ada komunikasi yang keliru sehingga mereka diarahkan ke ruang fraksi Gerindra.
"Makanya ini ada missed komunikasi. Bukan kami yang minta kalian bertemu kami, tidak. Meskipun kami fraksi, kami tolak UU KPK, tapi bukan kami yang minta," ucap Riza.