Masih dalam buku itu juga diceritakan bahwa, Habibie tahu ada jurusan teknik penerbangan dari Lim Keng Kie. Keduanya kemudian kuliah di RWTH-Aachen. Hubungan keduanya memang semata atas dasar ikatan kemanusiaan, bukan karena hal-hal lainnya.
Persahabatan keduanya sempat terpisah, ketika Lim pulang ke Indonesia, sementara Habibie tetap meneruskan tinggal di Jerman dan bekerja di sana.
Dia (Lim)kemudian menjadi dosen di Universitas Trisakti. Belakangan Lim Keng Kie terjerat masalah karena dianggap terkait dengan Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki), organisasi sayap PKI.
Saat kehilangan pekerjaan, Lim Keng Kie sempat menghubungi Habibie untuk meminta bantuan.Â
Habibie sempat mencarikan pekerjaan untuk sang sahabat itu ditempatnya bekerja. Namun, ada beberapa hal yang menghalangi Lim untuk kembali ke Jerman.
Belakangan Lim Keng Kie memilih hijrah ke Amerika Serikat. Meski terpisah jarak jauh kedua sahabat ini tetap menjalin komunikasi.
Ketika Habibie menjadi Presiden, menggantikan Soeharto yang lengser Keprabon, Habibie sempat mengundang Lim untuk pulang ke Indonesia, Lim diminta untuk datang ke Istana negara.Â
Sayangnya Lim menolak keinginan Habibie, dia tidak ingin kehadirannya akan menjadi masalah bagi Habibie.
Masih terkait Cinaphobia, Eyang Habibie menjelaskan mengenai awal kehadiran Islam di nusantara. Menurut dia, Islam datang ke Indonesia dan diperkenalkan pertama kali lewat bangsa Cina, melalui laksamana Cheng Ho.
"Hadiah terbesar bangsa Cina ke Indonesia adalah agama Islam," kata Habibie ketika memberikan ceramahnya di Masjid Lautze, Pasar Baru, Jakarta, Jumat (29/8) 2013 lalu.
Itulah kenapa Eyang Habibie tidak Phobia Sama etnis Cina, disaat banyak tokoh dan elit politik bahkan sekelas Ulama begitu sangat phobia terhadap Cina. Inipun merupakan sebuah teladan yang diberikan Eyang Habibie terhadap Ummat Islam dan rakyat Indonesia.