Koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf, melakukan Pertemuan Kantor DPD NasDem, Senin (22/7/2019). Sudah bisa diduga sebelumnya tujuan pertemuan tersebut, sangat terkait dengan rencana masuknya Oposisi ke dalam Koalisi Pemerintah.
Dikabarkan empat PartaiEmpat Partai tersebut antara lain NasDem, Golkar, PKB dan PPP, yang masing-masing Ketua Umum Ikut menghadiri pertemuan tersebut, hanya PDI Perjuangan yang tidak Ikut hadir dalam Pertemuan tersebut.
Penulis menduga pertemuan ini sangat erat kaitannya dengan pernyataan Amien Rais soal bagi-bagi kekuasaan 55 - 45, sebagai persyaratan rekonsiliasi. Penulis sendiri sudah menduga pernyataan Amien ini akan menjadi batu sandungan bagi rekonsiliasi Prabowo dengan Jokowi.
Ternyata memang benar, dengan dalih "menjaga solidtitas sesama anggota Koalisi," pada akhirnya keempat Partai ini menggelar Konprensi Pers, yang pada intinya menolak adanya Partai baru dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK).
Kuat sekali dimensi politik dari Pertemuan keempat Partai dengan Ketua Umumnya Ikut hadir, makna menjaga soliditas tentulah muncul karena merasa ada gempuran dari luar. Rekonsiliasi yang berdampak pada masuknya Oposisi dalam Koalisi, nah inilah yang sedang diantisipasi oleh keempat Partai tersebut.
Bisa dibayangkan, sebagai Partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf, keempat Partai ini saja belum jelas porsi jabatan Menteri yang akan didapat. Sementara Partai oposisi yang ingin Ikut bergabung, sudah mulai menentukan porsinya sendiri, jelas ini sangat mempengaruhi sikap Partai yang tergabung dalam KIK.
Dari luar terkesan keempat Partai ini membentuk Koalisi didalam Koalisi, karena keempat Partai ini tidak melibatkan, PDI Perjuangan, Perindo dan PBB. Sah-sah saja kalau ada anggapan seperti itu. Bisa jadi keempat Partai ini sedang memasang ancang-ancang, sebagai bentuk antisipasi terhadap sebuah situasi.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno cukup heran dengan konferensi pers empat ketum parpol ini.
Sebab, ia menilai, tidak ada latar belakang peristiwa yang sangat kuat saat ini sehingga Surya Paloh, Cak Imin, Airlangga dan Suharso mesti menggelar konferensi pers khusus dan berbicara mengenai soliditas di antara sesama parpol koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.
Adi Prayitno justru lebih melihat keempat ketum parpol ini telah membentuk koalisi di dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf.
Benar yang dikatakan Adi, kalau memang ingin membangun soliditas harusnya melibatkan semua Partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf, bukanlah cuma empat Partai. Dengan hanya empat Partai maka memunculkan kesan adanya Koalisi dalam Koalisi.
Pertemuan ini pastinya tercium oleh Jokowi, adanya reaksi dari dalam koalisi ini akan direspon oleh Jokowi. Persoalannya adalah, seperti apa respon Jokowi? Seperti biasanya Jokowi akan lebih melihat kepentingan yang lebih besar, bukan sekedar kepentingan di lingkaran internal.
Sebetulnya pesan yang ingin disampaikan keempat Partai ini sangatlah sederhana yakni, Jokowi Jangan memberikan karpet Merah kepada oposisi untuk masuk dalam koalisi. Artinya jika hal itu terjadi, maka keempat Partai ini akan memberikan reaksi secara keras.
Sebetulnya kalau saja oposisi masuk dalam koalisi tanpa harus mengajukan berbagai Persyaratan, pastinya Partai koalisi Jokowi-Ma'ruf pun tidak terlalu mempersoalkan, yang penting tahu diri karena tidak memiliki kontribusi apa-apa dalam Pemenangan.
Yang menjadi masalah adalah, rekonsiliasi belum berlangsung Amien Rais sudah mengajukan Persyaratan yang tidak masuk akal, hal inilah yang memancing reaksi keempat Partai tersebut, yang pada akhirnya bersepakat untuk menolak keras masuknya Oposisi ke dalam Koalisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H