Prabowo juga harus mau mengubah patron politiknya, bahwa politik identitas itu tidaklah menguntungkan di dalam negara yang lebih mengutamakan kebhinekaan. Dalam Pilkada mungkin saja ampuh untuk digunakan, tapi tidak bisa diterapkan dalam Pilpres.
Jadi secara simbolik diplomasi MRT antara Jokowi dan Prabowo, Jokowi ingin mengatakan pada Prabowo, bahwa duduk berdua dalam satu gerbong itu lebih leluasa untuk berbicara, dan menentukan arah tujuan.
Bisa bersama-sama menentukan di mana enaknya berhenti dan makan bersama, memilih tempat yang tepat untuk berbicara dengan santai, tanpa ada gangguan dan berbagai bisikan, hanya berdua tanpa ada orang lain yang bisa ikut campur.
Begitu istimewanya Prabowo diperlakukan oleh Jokowi, dan memang sudah selayaknya Jokowi memperlakukan Prabowo seperti itu, agar sebagai orang yang dikalahkannya tidak merasa dikalahkan dan dikucilkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H