"Tolong belikan saya rokok Gudang Garam filter 1 bungkus.." kata bapak tersebut.
"Baik Pak.." tanpa menunggu bapak itu mengeluarkan uang, saya bergegas kewarung rokok yang ada diseberang kantor. Begitu sampai dikantor saya serahkan rokok tersebut.
"Ini pak rokoknya..." Bapak itu menerima dengan senyum, tanpa ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
"Kenapa..kamu menunggu saya mengucapkan terima kasih ya.."
"Gak Pak.." jawab saya agak terbata-bata.
"Saya sudah berterima kasih sama yang memberi kamu rezeki..ternyata Dia Menitipkan rezeki saya sama kamu.."
Saya belum sama sekali memahami ucapannya. Saya cuma termanggu-manggu mendengar ucapannya.
"Kamu tidak akan memberikan rokok buat saya..kalau Tuhan tidak titipkan rezeki saya sama kamu..kalaupun kamu tidak belikan tadi..Saya tidak akan marah...karena tidak ada rezeki saya dalam rezeki kamu.."
"Ya Pak..gak apa-apa..saya ikhlas kok.."
"Kamu gak bisa gak ikhlas..karena hati kamu pun Dia yang menggerakkan..makanya saya tidak berterima kasih sama kamu.
Sejak peristiwa itu, kata-kata bapak itu selalu menjadi renungan Saya. Saya mencoba memahami makna Rezeki yang beliau maksudkan. Dan orang tua itu selalu bersahabat dengan saya, kadang tanpa dia minta, sering saya membelikan rokok untuknya, namun lagi-lagi di tidak pernah berterima kasih.