Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Lebaran Cuma Ritual Sekadar Basa-basi

5 Juni 2019   09:49 Diperbarui: 5 Juni 2019   17:00 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri adalah sebuah tradisi momentum untuk saling memaafkan, dengan harapan agar semua kembali suci dari berbagai dosa dan kesalahan. Tradisi ini masih bisa sangat dinikmati didaerah, di kampung halaman.

Namun di era digital dewasa ini, tradisi saling memaafkan tersebut semakin mudah untuk dilakukan, terlebih lagi dengan adanya media sosial, sehingga prosesi ritual saling memaafkan semakin mudah untuk dilakukan, dengan semakin mudahnya maka tradisi tersebut pun hanya menjadi cuma basa-basi.

Pada awalnya mungkin semua bisa dinikmati dengan penuh hikmat, tetapi semakin lama semakin dianggap sebagai sebuah ritual yang biasa. Pada awalnya rajin mengirim pesan lewat media Chat, selanjutnya cukup mengirimkan ucapan lewat media gambar dan audio visual.

Yang mengirimkan pesan bisa jadi bermaksud untuk serius menyampaikan permohonan maaf, namun karena keterbatasan waktu kadang cukup dibalas dengan "Sama-sama ya," atau cukup dengan kata "dengan ucapan yang sama."

Pada akhirnya semua yang seharusnya penuh hikmat menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja, dan menjadi sesuatu yang cuma basa-basi. Ternyata kemudahan berkomunikasi secara digital tidak sampai pada sentuhan rasa di sanubari, berbeda dengan bertemu dan melalui sentuhan fisik.

Bisa jadi semakin maju tekhnologi nantinya, semakin tidak lagi ada nilainya sebuah silaturahmi. Itulah nikmatnya lebaran pulang mudik, karena di kampung suasana lebaran masih sangat terasa, interaksi antar sesama masih sangat terasa murni, bukan sekedar basa-basi.

Tradisi mudik menjadi sesuatu yang sangat dinanti walaupun hanya setahun sekali. Masyarakat perkotaan sudah tidak bisa lagi menikmati suasan interaksi yang sakral tersebut, semua dilakukan hanya sebatas basa-basi, tidak ada lagi sentuhan rasa saling menghargai.

Alasan kesibukan dan terbatasnya waktu cuti, semua menjadi dilakukan cukup sebatas basa-basi. Semakin lama suasana interaksi dalam lebaran akan semakin kehilangan makna, karena semua dilakukan sudah tanpa rasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun