Diwaktu yang lain, suatu saat Rasulullah masuk kerumah istrinya, Aisyah. Dia melihat beberapa orang perempuan teman-teman istrinya berada disisinya.Â
Diantara mereka ada seorang wanita yang cantik, tapi tampak bajunya kusut tak terurus. Sehingga kecantikannya tertutupi oleh kesusahannya yang mendalam.
Lalu dia menanyakan pada isterinya, "Apa gerangan yang menyebabkan Wanita itu sampai demikian keadaannya?"
"Dia adalah istri salah seorang sahabatmu. Suaminya selalu berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari," jelas Aisyah pada Rasulullah.
Bisa jadi para istri tidak akan bersikap seperti ini, jika para suami tidak terlampau menyibukkan diri dengan aktivitas ibadah. Sungguh, dia tidak datang dengan membawa ajaran seperti ini. Maka dia mengurus seseorang untuk memanggil suami wanita itu.
Setelah dia berjumpa dengan suami wanita tersebut, dia katakan:
"Aku dengar katanya engkau selalu menjalankan puasa di siang hari dan shalat dimalam hari. Jangan engkau lakukan hal itu terus menerus, karena fisikmu mempunyai hak, matamu mempunyai hak dan istrimu mempunyai hak juga yang harus engkau penuhi."
Suami wanita itu akhirnya pulang dan menjalankan nasihat tersebut. Keesokan hatinya, istri laki-laki itu datang kembali ke rumah Aisyah dengan hati berbunga-bunga, bau wewangian harum semerbak, Merah merona kedua belah pipinya dan aura kehidupan memancar diwajahnya.
"Wah ada apa ini rupanya?" tanya Aisyah menggodanya. Wanita itu menjawab pertanyaan Aisyah dengan sorot kedua belah matanya yang memancar kebahagiaan:
"Aku telah merasakan kebahagiaan yang sangat luar biasa, sebagaimana orang lain merasakannya."
Seperti itulah Rasulullah Shallallhu'alaihi wassalam, terus melakukan Ikhtiar untuk memecahkan persoalan bukan cuma para pengikutnya saja yang beribadah melampaui batas, tapi juga persoalan musuh-musuhnya yang garang. Karena Rasulullah diutus Allah memang untuk memperbaiki akhlak umatnya.