Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melampaui Batas dalam Beribadah

18 Mei 2019   18:59 Diperbarui: 18 Mei 2019   19:01 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasulullah Saw bersabda: "Keutamaaan Ilmu jauh lebih aku sukai daripada keutamaan ibadah."

Maksud dari sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalam hadits ini ialah bahwa memiliki ilmu (syar'i) dengan cara mencari dan mempelajarinya, atau mengajarkannya, merupakan amalan ibadah yang lebih utama dibanding amalan ibadah lainnya.

Saya pribadi menafsirkannya, bahwa dalam proses beribadah hendaknya dibekali juga dengan ilmu, agar esensi ibadah yang dilakukan difahami manfaatnya, dan secara substansial dimengerti tujuannya. Ilmu menjadi petunjuk dalam melaksanakan ibadah. Wallahu'alam.

Apa yang dikatakan Rasulullah ini atas dasar kegelisahan melihat sahabat-sahabatnya yang berlebih-lebihan dalam beribadah, mereka shalat di malam Hari dan berpuasa di siang hari. Bahkan diantara mereka ada yang tidak menggauli isterinya lagi.

Rasul merasa aneh dengan perilaku para sahabat tersebut, karena dia merasa diutus Allah Azza wajalla kemuka bumi ini membawa ajaran yang tidaklah seperti itu.

Dia menegaskan pada mereka bahwa dia sendiri makan, minum, menjalankan kehidupan, menggauli isteri-isterinya dan menikmati rezeki yang halal. Agama yang dibawanya adalah sistem yang mengatur jalinan sosial juga.

Bayangkan seorang yang diutus memang untuk memperbaiki akhlak umatnya, merasa aneh dengan cara-cara beribadah umatnya. Dalam pandangannya ada yang salah dalam memahami ajarannya.

Suatu ketika Rasulullah menceritakan tentang si Pulan, seorang yang sangat dalam keimanannya, memperbanyak shalat, sedekah, dan puasa. Hanya saja dia suka menyakiti hati tetangganya.

"Dia di neraka tempatnya,"  demikian dikatakannya sambil mengerutkan dahi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun