Quraish merupakan cucu dari Habib Ali bin Abdurrahman, habib asli asal Hadhramaut, Yaman.
Kenapa Quraish Shihab menolak gelar dan dipanggil Habib?
Quraish mengatakan bahwa ia keberatan menyandang gelar tersebut karena pengertian dan kesan tentang habib di Indonesia telah berkembang jauh.
Quraish sadar ada pergeseran persepsi terkait habib di Indonesia. Di Indonesia, habib berkembang menjadi sebuah kesan. Yakni, kesan menjadi orang yang berilmu wahid dan dekat dengan Rasul.
Dalam pandangan Quraish Shihab, gelar Habib itu teramat mulia, dan dia memosisikan dirinya tidaklah semulia gelar tersebut. mereka yang pantas memanggul gelar habib, selain karena faktor keilmuan dan silsilah, harus pula dilihat akhlaknya.
"Saya merasa, saya butuh untuk dicintai, saya ingin mencintai. Tapi rasanya saya belum wajar untuk jadi teladan. Karena itu saya tidak, belum ingin dipanggil Habib," ujar Quraish halus.
Bahkan bukan cuma gelar Habib saja yang keberatan disandangnya, juga enggan menyandang gelar kiai. Terlebih sang ayah, Habib Abdurrahman, mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tidak menonjolkan gelar apapun, apalagi yang berasal dari garis keturunan.
Kami, kendati memiliki garis keturunan terhormat
Tidak sekalipun mengandalkan garis keturunan
Bandingkan dengan ulama kekinian yang begitu mudah menyandang gelar Habib dan Kiai, tanpa merasa terbebani oleh rasa tanggung jawab menyandang gelar tersebut. Sehingga antara atribut yang dipakai dan gelar yang disandang dengan akhlak dan perilakunya sangat jomplang.