Ketika berhadapan dengan kepentingan dan kekuasaan, seseorang bisa lupa dengan komitmennya sendiri. Kata-kata filosofis bukanlah sekedar kata yang sekedar diucapkan, karena mencerminkan kepribadian yang mengucapkannya.
Dalam sebuah quote yang diciptakan Prabowo, dengan tegas dia mengatakan,
"Perjuangan Politik haruslah dilakukan dalam koridor Konstitusi. Harus dilakukan tanpa Kekerasan." ~ Prabowo Subianto.
Adakah kata-kata diatas sejalan dengan prilaku politik Prabowo saat ini, dimana secara terang-terangan dia sudah melanggar ucapannya sendiri, dia menolak hasil KPU, seperti yang dilansir Tribunews.com,Â
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU).
Sebab, Prabowo Subianto menganggap telah terjadi kecurangan selama penyelenggaraan pemilu, dari mulai masa kampanye hingga proses rekapitulasi hasil perolehan suara yang saat ini masih berjalan.
Apa yang terpikirkan oleh Prabowo saat mencalonkan diri sebagai Capres, apakah dia sudah siap menghadapi semua konsekuensi dari Konstitusi yang diterapkan dalam pemilihan Presiden.?
Sebagai Capres yang Ikut bertarung di Pilpres 2019, tidak ada alasan bagi Prabowo untuk tidak taat pada konstitusi. Mekanisme penentuan kemenangan bagi Capres yang Ikut bertarung ada ditangan KPU, sesuai dengan amanat UU Pemilu.
Pakar Hukum Tata Negara, yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyebut tuduhan kecurangan tersebut wajib dibuktikan.
"Kalau kita menuduh ada kecurangan, kita wajib membuktikan kecurangan itu ada. Bukan orang lain yang menyanggahnya. Jadi harus kita yang membuktikan kecurangan itu," kata Yusril saat ditemui saat berbuka bersama di kediaman OSO, Jalan Karang Asem Utara, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (15/5/2019).