Sebuah bangsa itu seperti sebuah keluarga yang bersaudara, saling bisa menjaga aib saudara dan keluarganya. Membuka aib keluarga sendiri kepada orang lain, itu sama halnya dengan menista diri sendiri.
Seperti yang dilansir Kompas.com, Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menggelar pertemuan atau press briefing dengan wartawan media asing.
Pertemuan digelar di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2019), pukul 16.00 WIB.
Pertemuan dilakukan secara terbatas. Hanya wartawan media asing terdaftar yang dapat masuk ke kediaman Prabowo.
Apa yang dilakukan Prabowo membuka aib bangsanya dihadapan bangsa dan negara lain, itu sama halnya dengan membuka aibnya sendiri. Dimana sikap kenegarawan Prabowo yang diagungkan oleh para pendukungnya, apakah seperti itu sikap seorang negarawan.?
Mengundang berbagai media asing dan negara sahabat, hanya untuk mendengar keluhannya tentang pelaksanaan Pemilu yang dianggapnya sudah mencuranginya, bukanlah sebuah tindakan yang bijak.
Saya yakin dan percaya, media asing dan utusan negara sahabat yang hadir, pastinya merasa aneh dengan apa yang sudah dilakukan Prabowo. Mereka seakan-akan mendengarkan curhatan yang tidak patut mereka dengar.
Dan saya sangat yakin, mereka akan berusaha menjadi pendengar yang objektif, dan tidak akan cuma mendengar apa yang dikeluhkan Prabowo secara sepihak. Mereka akan melakukan komparasi dengan Sumber lain yang dianggap lebih objektif.
Prabowo boleh saja meminta mereka memberitakan keseluruh penjuru dunia, tentang kecurangan yang dianggap sudah merugikan Prabowo, tapi mereka juga tidaklah sebodoh itu ujug-ujug memberitakannya tanpa perlu verifikasi terlebih dahulu.
Entahlah kalau media yang diundang Prabowo itu media abal-abal yang memang senang menyantap berita buruk tentang Indonesia. Tapi apa nikmatnya kita sebagai bangsa, kalau negara kita sendiri diberitakan secara negatif didunia Internasional.
Atau jangan-jangan hanya karena dianggap kalah, akhirnya melunturkan rasa nasionalisme Prabowo yang katanya sangat Nasionalis. Kalau seperti itu keadaannya, itu artinya Prabowo sangat kekanak-kanakan, tidak dewasa dalam berpolitik.
Yang benar aja hanya karena kalah dalam pertarungan politik, lantas menelanjangi negara dan bangsanya sendiri dihadapan orang asing. Nasionaliskah orang yang seperti itu.? Atau jangan-jangan Prabowo memang mewarisi jiwa yang seperti itu.
Siap terjun didunia politik, harus siap menerima segala resiko yang ada didalamnya. Siap bertarung, harus siap juga menerima kekalahan, bukan cuma siap menerima kemenangan. Begitulah sejatinya sikap seorang negarawan yang Nasionalis. Hanya pecundang yang tidak siap menerima kekalahan.
Alangkah mudahnya membuka aib bangsa sendiri kepada negara lain, bagaimana mau membela bangsa dan negara kalau menjaga aib bangsa sendiri saja tidak bisa. Bagaimana mau memimpin sebuah negara kalau menghadapi persoalan kecil saja sudah tidak siap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H