Obrolan disebuah warung kopi pagi ini semakin seru, ketika si Ndablek gak mau kalah adu argumentasi dengan si dogol. Kopi yang kuminum pun terasa semakin pahit mendengar mereka berceloteh.
"Blek Lu ngotot amat membela junjungan Lu..udah tahu dia kalah berdasarkan hitungan cepat.."
"Ah Lu aja yang kagak ngarti gol.. Prabowo itu gak mau dianggap kalah begitu aja..Lu tahu dong perjuangan dia..tiga Kali coy nyapres..masak mau kalah gitu aja.."
"Lah itu kenyataan Blek..hasil hitungan cepat itu gak beda jauh dengan hitungan KPU.."
"Gak bisa pokoknya..kali ini dia harus menang..dia ngotot itu mau mengajarkan kita..supaya yang hak itu harus diperjuangkan.."
"Terus gimana..kalau seandainya tetap kalah.."
"Pokoknya Gak bisa.. Prabowo itu hebat..dia itu lebih TNI dari TNI.."
"Terus urusannya apa Sama Pilpres.."
"Gak mau tahu.. pokoknya Prabowo itu beda dengan Presiden Lu.. Prabowo itu kalo Pidato gebrak meja..lah Presiden Lu kalem bae Kalo Pidato..
"Emangnya Kalo Presiden harus gebrak-gebrak meja maksud lo.."
"Eh gol..asal Lu tahu ya... Prabowo itu lebih Presiden dari Presiden..
"Maksud lo ape blek...gue makin Gak mudeng"
"Dia belum menang aja udah jadi Presiden tahu Gak.."
Keduanya berdebat gak kunjung usai, masing-masing bawa kepeintarannya, saya pun cuma tersipu-sipu mendengar perdebatan mereka yang tidak nyambung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H