Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Memilih Prabowo karena Agama?

10 April 2019   19:13 Diperbarui: 10 April 2019   19:18 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : BPN Prabowo-Sandi

Hampir mustahil rasanya memilih Prabowo Karena Agama, karena tongkrongannya tidak agamis sama sekali. Prabowo bukanlah representasi dari kaum agamis, karena dia sadar betul kalau dia bukanlah penganut agama yang taat.

Hal itu beliau katakan secara jujur dan apa adanya. Kalau dia dicalonkan sebagai Capres lewat Ijtima' Ulama, itupun bukan berarti dia terpilih karena Keislamannya. Persoalan keislamannya itu pulalah yang menyebabkan perselisihan antara Yusril Ihza Mahendra dengan Habib Riziek Shihab.

Prabowo itu seorang Nasionalis, meskipun dia merupakan anak dari Soemitro Djojohadikusumo, yang dalam sejarah Republik ini pernah tercatat dalam kasus pembrontakan PRRI/Permesta dijaman Pemerintahan Soekarno, padahal beliau sendiri merupakan salah Satu mentri di Pemerintahan Soekarno.

1950-1951: Menteri Perdagangan dan Industri, Kabinet Natsir . 1952-1953: Menteri Keuangan, Kabinet Wilopo .1955-1956: Menteri Keuangan, Kabinet Burhanuddin Harahap .1958-1961: Bergabung dengan gerakan PRRI / Permesta dalam oposisi terhadap pemerintah pusat Jakarta. Klik disini

Prabowo pernah mengatakan kalau ilmu agamanya kurang, karena dia bukan dari pesantren, tapi diakuinya dia Islam sejati. Ayahnya Soemitro, adalah seorang muslim, cuma saja dalam masyarkat dikenal sebagai penganut Islam sekuler. Jadi Soemitro pun juga tidak agamis.

Seperti yang pernah dikatakan Prabowo saat Ijtima' Ulama, di Menara Peninsula, Jakarta Barat, Jumat (27/7/2018), yang saya kutip dari Detik.com

"So hari ini, karena jarang yang saya bisa bicara dengan ulama, biasanya saya bicara dengan... ya, kan, petani, purnawirawan, ada guru," buka Prabowo.

Prabowo lalu berbicara tentang busana yang dikenakan para peserta Ijtimak Ulama. Di sinilah Prabowo mengakui ilmu Islamnya kurang.

"Juga lihat, banyak, putih-putih semua ini karena memang saya ini ya tidak berasal dari pesantren. Saya juga mungkin ilmu agama Islam yang saya kurang, kurang baguslah," sebut Prabowo.

Meski demikian, Prabowo menegaskan dirinya seorang Islam sejati. Prabowo menyebut dirinya sosok nasionalis-religius.

"Tapi saya memang harus mengakui, dari sejak muda, bapak saya memang orang Islam. Saya muslim. Jadi, selain saya muslim, saya juga nasionalis," sebut Prabowo.

Sebagai seorang muslim sejati, sudah selayaknya Prabowo pun melengkapi persyaratannya sebagai seorang muslim, seperti sholat lima waktu (semoga beliau melakukannya), yang merupakan kewajiban mutlak bagi seorang Muslim, membaca kitab suci, puasa dibulan Ramadhan dan sebagainya.

Ditengah keluarga yang semuanya Nasrani, hanya Prabowo dan ayahnya yang Muslim, sementara ayahnya sendiri meskipun Muslim tapi sekuler. Bisa jadi sejak kecil dia tidak terbiasa dengan ibadah-ibadah ritual umat Islam. Kalau pernah beredar video, dimana saat dia berwudu' urutannya salah. Lihat disini (ini video 4 tahun yang lalu, semoga sekarang sudah benar wudu'nya)

Jadi memilih Prabowo Karena Agama itu hampir mustahil, Prabowo dipilih lebih kepada karena sikap dan kepribadiannya, bukan karena agamanya. Sebagai seorang Muslim, jelas ibadahnya tidak bisa dijadikan panutan, meskipun seorang pemimpin Muslim itu seharusnya ibadahnya pun patut diteladani.

Saya sangat yakin, hampir semua pendukung Prabowo memilih dia bukanlah karena agamanya. Figur Prabowo memang menarik, apa lagi saat mudanya. Secara intlektualnya bagus, kurangnya Prabowo hanya pada kontrol emosionalnya, juga spiritualitasnya. Secara kecerdasan umum dia tidak komplit, dia cuma cerdas secara intlektual.

Seorang pemimpin itu harus memiliki kecerdasan yang komplit, disamping memiliki kecerdasan intlektual, dia juga harus memiliki kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan kecerdasan estetik. Mungkin Prabowo memiliki kecerdasan estetik, tapi tanpa kecerdasan emosional dan spiritual, tetaplah tidak komplit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun