Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Prabowo yang Sangat "Militer"

4 April 2019   12:59 Diperbarui: 4 April 2019   13:24 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunews.com

Sulit mengubah imej Prabowo yang sangat Militer, karena kerasnya dunia militer yang ditekuni sejak usia 18 tahun, hingga sampai berakhir masa jabatannya sebagai Pangkostrad, pasca Tragedi Mei 1998, di era kepemimpinan Presiden BJ Habibie. Sehingga kekerasan dimiliter itu mengubah wataknya menjadi keras.

Tapi bisa jadi, memang watak lahirnya sudah keras, makanya dia memilih berkarir didunia militer, dan didunia militer dia menemukan banyak kesempatan untuk meluapkan kekerasannya. Dia begitu menikmati kehidupannya didunia militer, itulah yang selalu menjadi referensi hidup yang membanggakannya.

Bahkan dalam Debat Capres Keempat kemarin, terang-terangan dia mengatakan bahwa dirinya lebih "TNI dari TNI," faham dong apa artinya, Prabowo bukan sekedar militer, tapi militer yang sangat militeristik, dia lebih dari sekedar TNI.

Wajar kalau berdasarkan hasil Survei, Prabowo populer dikalangan orang-orang yang berpendidikan tinggi, karena memang lingkungan ini lebih menyukai ketegasan yang bersifat militeristik, dibandingkan orang sipil yang terkesan klemar-klemer seperti Jokowi.

Sementara, orang-orang yang berpendidikan menengah kebawah, sudah trauma dengan kepemimpinan militeristik yang otoriter, karena memang kalangan inilah yang sangat merasakan kepemimpinan otoritarian Rezim Orde Baru, dan kalangan ini cenderung memilih Jokowi.

Ketegasan itu tidaklah identik dengan militer, meskipun dimiliter ketegasan itu sangat dibutuhkan. Ketegasan itu adalah sikap, bukan sekedar tindakan. Kalau meminjam istilah Jokowi, "Pemimpin itu ketegasan tanpa Ragu." Artinya, pemimpin sangat identik dengan ketegasan.

Dan itu dibuktikan Jokowi dalam tindakannya saat membubarkan Ormas HTI, tanpa perlu cara-cara represif yang militeristik, HTI bisa dibubarkan Jokowi tanpa ada perlawanan. Inilah implementasi dari ketegasan sesungguhnya.

"Tidak semua urusan negara harus diselesaikan dengan cara militeristik, Karena diatas Politik adalah kemanusiaan." (Ajinatha)

Membuat bangsa ini disegani bangsa lain, tidak perlu unjuk diri dengan kekuatan militer. Dijaman moderen ini pendekatan diplomasi secara mengedepankan kemanusiaan, dan menjadi mediator perdamaian dunia, akan membuat peranan Pemerintah dihargai dan disegani dunia.

Mungkin Prabowo banyak mempelajari sejarah tentang kekejaman militer dunia, dan dia mengagumi tindakan-tindakan yang represif militer.  Dia juga sangat mengagumi kepemimpinan yang dominan ala Donal Trump, jangan-jangan dia bisa lebih Donald Trump daripada Donald Trump sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun