Selalu ada halusinasi dari kubu Prabowo-Sandi, dalam kampanyenya di Karawang, dia menyebutkan mendapat imformasi, bahwa dia yang menang, tapi yang dilantik orang lain. Ini adalah sebuah cara Prabowo menguji sentimen pendukungnya, apakah pendukungnya menerima bila itu terjadi.
Seperti yang dilansir Detik.com, Capres Prabowo Subianto mengaku ada pihak yang mengatakan bahwa dirinya akan memenangi Pilpres 2019. Namun, nantinya akan ada kecurangan untuk menggagalkan kemenangan itu.
"Ada yang mengatakan kepada saya 'Pak Prabowo yang menang ini sudah dibicarakan, yang menang nanti Prabowo'. Tapi ada rencana yang dilantik jadi presiden orang lain," kata Prabowo saat kampanye di Lapangan Galuh Mas, Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/3/2019).
Jelas ini merupakan sesuatu hal yang bisa memicu sesuatu prasangka negatif dikalangan pendukungnya, Sama seperti Pemilu 2014 yang lalu, seakan-akan tidak bisa menerima kekalahan, maka disukan adanya kecurangan dalam Pemilu 2014, yang sampai saat ini tidak bisa dibuktikan.
Sebagai seorang Calon Presiden Republik Indonesia, harusnya Prabowo menghindari pernyataan-pernyataan yang bisa memicu keributan, lebih hati-hati melontarkan berbagai tuduhan, jelas yang seperti itu efek buruknya hanya kembali kedirinya sendiri.
Pernyataan tersebut jelas Prabowo ingin mengatakan bahwa, dialah Pemenang Pilpres 2019 nanti. Bagaimana dia bisa terima begitu saja bisikan yang tidak mengandung kebenaran tersebut, dari hasil Survei beberapa lembaga yang sudah dirilis saja, semua mengindikasikan Prabowo-Sandi kalah.
Memang hasil Survei tidak bisa menjadi rujukan, tapi sebagai sebuah prediksi memang sangat mungkin bisa lebih memiliki dasar untuk bisa dipercaya, dari pada hanya pernyataan orang perorang yang tidak didasari oleh data yang komprehensif.
Pilpres saja belum berlangsung, kok bisanya ada yang mengimformasikan bahwa Prabowo pemenangnya, dan anehnya, Prabowo percaya dengan imformasi tersebut, dengan serta merta memberitahukan kepada pendukungnya, semata-mata untuk menggosok sentimen pendukungnya.
Atau ini memang bagian dari 'Skenario Kalah' yang memang sudah dipersiapkan, kalau seandainya Prabowo-Sandi dinyatakan kalah, maka skenario ini digunakan. Pendukung harus mempercayai, sejatinya Prabowo-Sandi yang menang, tapi orang lain yang dilantik.
Satu sisi dia ingin memperlihatkan bahwa dia akan legowo menerima semua ketetapan Tuhan, tapi disisi lain dia memperalat ketidakpuasan rakyat atas kekalahan tersebut, dan dia yakin rakyat pendukungnya tidak bisa menerima kenyataan tersebut.
"Saya katakan terserah rakyat Indonesia. Apakah rakyat Indonesia mau terima atau tidak. Saya serahkan rakyat saudara-saudara, saudara-saudara mau dicurangi atau tidak," ujarnya.
Ketum Partai Gerindra itu mengatakan bagi dirinya jabatan dan kekuasaan hanyalah titipan dari Tuhan dan rakyat. Prabowo pun meyakini rakyat enggan dicurangi pada pemilu kali ini.
Narasi 'Rakyat enggan dicurangi' adalah upaya penggiringan opini bahwa Pemilu 2019 akan dianggap curang kalau Prabowo-Sandi kalah, dan berbeda halnya kalau Prabowo-Sandi menang. Jelas KPU yang akan jadi sasaran empuk para pendukungnya, mau dalih apa pun untuk digunakan, kalau seandainya Prabowo-Sandi kalah, maka kecurangan yang akan menjadi dalihnya.
(Sumber)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H