Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soeharto Bikin Megawati Menangis

22 Januari 2019   12:15 Diperbarui: 22 Januari 2019   12:17 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Metrotvnews.com

Ayahnya tak bergerak. Kedua matanya juga tidak membuka.
Namun kedua bibir Soekarno yang telah pecah-pecah bergerak-gerak kecil, gemetar, seolah ingin mengatakan sesuatu pada puteri sulungnya itu.

Soekarno tampak mengetahui kehadiran Megawati. Tapi dia tidak mampu membuka matanya.

Tangan kanannya bergetar seolah ingin menuliskan sesuatu untuk puteri sulungnya, tapi tubuhnya terlampau lemah untuk sekadar menulis. Tangannya kembali terkulai. Soekarno terdiam lagi.

Melihat kenyataan itu, perasaan Megawati amat terpukul. Air matanya yang sedari tadi ditahan kini menitik jatuh. Kian deras.

Perempuan muda itu menutupi hidungnya dengan sapu tangan. Tak kuat menerima kenyataan, Megawati menjauh dan limbung. Mega segera dipapah keluar.

Soeharto berhasil membuat Megawati menangis atas penyiksaan fisik dan batin Soekarno. Begitu juga Bung Hatta, yang tidak tahan menahan tangisnya, meskipun tidak ditumpahkannya. Detik-detik menjelang ajalnya Soekarno, betul-betul mengharukan. Orang yang dulunya begitu dipuja Bangsanya, akhir hayatnya begitu disia-siakan.

Bukan hanya sekali itu saja Soeharto bikin Megawati menangis, tapi juga saat hak politiknya untuk dipilih dicabut pemerintahan Soeharto, seperti yang diceritakannya didepan kaum milenial, saat ulang Tahun PDI Perjuangan yang ke 46,

"Kembali ke dalam ingatan yang lama, kenapa dari PDI menjadi PDI Perjuangan. Kami waktu itu tahun 97, waktu itu ada Pemilu, saya tidak lupa, beberapa hari pencoblosan saya didatangi beberapa orang dari Pemerintah, yang mengatakan kepada saya hak saya untuk dipilih itu ditiadakan. Tapi saya diizinkan untuk memilih," ucap Megawati di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (11/1).

Kembali kecerita menjelang akhir hayatnya Soekarno, hanya dokter Mardjono yang menyaksikan detik-detik kematian Soekarno, satu hari setelah Megawati dan Bung Hatta menjenguknya. Soeharto berhasil membuat bangsa ini menangis, karena Bapak Bangsa itu meninggal dalam keadaan penuh derita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun