Jika hidup mau selamat, kita harus cermat, cermat menyikapinya, cermat juga dalam memilih hal yang bermanfaat.
Contoh lainnya, Pulan penghasilannya dalam 1 bulan sebesar 5 juta Rupiah. Untuk menutupi kebutuhan yang sewajarnya, uang sebesar itu cukup buat hidup selama 1 bulan. Namun karena tuntutan gaya hidup, Pulan harus punya motor sport, sebagai perlambangan peningkatan tarap hidup.
Beli cash tentu tidak mungkin, mau tak mau Pulan ambil kredit motor, yang tanpa disadari hal itu akan mengurangi biaya kebutuhan hidup yang tadinya cukup. Dengan demikian memunculkan problem baru dalam keluarganya. Dikejar tagihan tiap bulan membuat dia tidak tenang, akibat pelampiasannya adalah keluarga dan orang-orang disekitarnya, dan bahkan akhirnya menyalahkan keadaan.
Kembali kepertanyaan diatas, apakah kita membeli sesuatu karena merasa mampu, atau memang mampu. Kalaupun mampu, apakah kita benar-benar membutuhkan barang tersebut. Apakah kalau barang tersebut tidak Kita beli, maka kita akan mati. Seberapa pentingnya barang tersebut buat hidup Kita.?
Hidup tidak seperti menggantang asap, pandai-pandailah meniti buih. Pandailah menarik benang dalam tepung, agar tepung tidak tumpah. Berapapun penghasilan, kalau cuma untuk memenuhi gaya hidup, tidak akan pernah cukup, tapi kalau untuk kebutuhan hidup, berapapun akan terasa cukup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H