Ulama sebagai penyambung lidah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dalam menyampaikan Firman Allah dan Sunnah, adalah wajib dihormati, selama apa yang disampaikan tidak bertentangan dengan Firman Allah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.
Baik buruknya seorang Ulama bukanlah diukur dari banyaknya pengikutnya, tapi seberapa banyak dia memberikan manfaat bagi umat, terutama manfaat ilmu Islam dan meningkatkan keimanan umatnya, juga menjaga kerukunan umat dengan menebar segala bentuk kebaikan.
Dikotomi Pembela Islam dan Anti Islam
Pada umat yang terpecah belah hanya karena perbedaan ulama yang diikuti, harusnya para Ulama mempersatukan, bukan malah membuat kelompok untuk memecah belah,  juga membangun dikotomi pembela islam dan anti Islam.Yang tidak masuk dalam kelompoknya dicap sebagai Anti Islam, sebaliknya menganggap hanya kelompok merekalah pembela islam.
Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mewarisi prilaku seperti itu ? Apakah Nabi memberikan tauladan seperti itu.? Kitab yang dibaca sama, hadits yang diamalkan sama, lantas kenapa penerapannya berbeda, pengamalannya berbeda. Yang membedakan itu semua adalah kemampuan akal yang menerima, juga niat yang menyampaikan ajaran-ajaran tersebut.
Kalau setiap Ulama mengajarkan ilmu untuk difahami dan diamalkan demi kemaslahatan bersama bukan atas dasar ego para ulama, maka ilmu yang didapat akan sangat mencerahkan, tidak akan mengkotak-kotakkan antara satu dengan yang lainnya, karena begitulah sejatinya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mewariskan.
Apakah yang dimaksud dengan umat Islam itu hanya satu kelompok yang terus melakukan aksi Bela Islam, dan yang lainnya pantas dicap kelompok Anti Islam ? Stigma itulah yang memecah belah umat Islam, seakan-akan hanya kelompok inilah yang pantas disebut sejatinya Umat Islam, yang lain dari pada itu adalah Anti Islam.
Bagaimana mungkin seseorang yang begitu dekat dengan Ormas Islam terbesar di Indonesia sekelas NU Dan Muhammadyah dicap sebagai Anti Islam, betapa egoisnya kelompok yang melebeli seseorang seperti itu, menganggap cuma kelompoknya yang sejati Islam, padahal Islam itu adalah agama yang memberikan rahmat bagi sekalian alam, cerminan dari Akhlak dan prilaku penganutnya dalam menjaga Lisan.
Selaku pewaris Nabi, alangkah bijak jika Akhlak dan prilaku seorang ulama pun mencerminkan Akhlak dan prilaku Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Begitu juga ucapan dan perkataannya lembut, sejuk dan menenangkan, bukanlah mengumbar amarah dan kebencian diatas mimbar-mimbar Agama. Itulah yang layak diwariskan kepada umat Islam sesungguhnya, bukanlah mengumbar kebencian antar sesama Muslim.
Dengan nalar dan logika yang baik, tentunya kita bisa melihat dengan mata dan hati, seperti apa sesungguhnya ulama pewaris Nabi, seperti apa teladan nabi diwariskannya. Yang jelas, tidak akan mengkotak-kotakkan antara sesama umat Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H