Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Tommy Soeharto Digelari "Gus Tommy"

14 November 2018   17:42 Diperbarui: 14 November 2018   17:50 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang udah jamannya kali ya, semua orang bisa digelari apa saja sesuai dengan kepentingan yang memberikan gelar tersebut. Sandiaga Uno tiba-tiba digelari Santri dan Ulama, sekarang Tommy Soeharto digelari "Gus Tommy" oleh Ulama dilingkarannya.

Sesuatu yang begitu bernilai, seketika bisa dengan mudah diberikan kepada siapa saja, sesuai dengan pengaruh finansialnya. Tidak terbayangkan, tetiba Tommy disejajarkan dengan Gus Dur, Gus Mus dan Gus Solah, juga gus-gus lainnya yang begitu sangat terhormat.

Pasalnya, Tommy Soeharto yang mendapatkan gelar kehormatan "Gus" oleh Forum Ulama Berkarya (Fuber). Gelar yang disematkan kepada Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya ini disimbolkan dengan peci dan sorban di Hotel Singgasana Surabaya pada Rabu (10/5) silam. Peci dan sorban yang menjadi tanda, bahwa Tommy akan punya embel-embel baru sebelum namanya disebut, yakni "Gus Tommy".

Umumnya sebutan "Gus" digunakan sebagai embel-embel kehormatan dari seorang putra kiai atau ulama yang memiliki murid atau santri. Terutama jika kiai atau ulama tersebut mengasuh sebuah pondok pesantren. Sebutan yang jika ditarik ke belakang memiliki akar budaya melekat pada terminologi kata "kiai".

Artinya tanpa harus menjadi putra seorang kiai atau Ulama, dan tak harus pengasuh pondok pesantren, cukup menjadi Ketua Dewan Pembina sebuah Partai Politik, Tommy Soeharto bisa mendapatkan gelar Gus, sungguh luar biasa. Sama halnya dengan Sandiaga Uno, cukup dengan menjadi Cawapres, dia sudah bisa disebut seorang Santri, sekaligua Ulama.

Begitulah realitas dunia Politik kita dewasa ini, segala yang bernilai sangat terhormat bisa disematkan kepada siapa saja, asal harta dan kekayaanya bisa mempengaruhi dan mengubah sebuah keadaan. Bahkan Politik pun sampai kehilangan Ruhnya, hanya karena prilaku Politik politisi yang tidak lagi mampu menjaga Marwah Politik yang menjadi profesinya.

Track record dan rekam jejak, bukan lagi sesuatu yang Penting untuk menjadi penilaian, kemampuan finansial seseorang bisa mengubah apa saja, dan kapan saja dia kehendaki, yang penting semua bisa tersenangi, dan terpenuhi apa yang dibutuhkan. Gelar Kehormatan bisa menjadi tidak lagi Terhormat dan bernilai dimata mereka, yang menerima gelar tersebut pun dengan penuh suka cita menikmatinya.

Sumber :
https://tirto.id/gus-tommy-soeharto-dan-para-gus-seumur-hidup-couW

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun