Lagi-lagi Tarji berpikir didalam hati, apakah betul anjing ini lebih hina dari dirinya. Sementara pesan Kyai adalah orang, bukan binatang. Dalam keputus-asaannya Tarji berpikir untuk pulang saja kepesantren menghadap Kyai Mahbub. Sesampai di Pesantren Tarji menghadap Kyai Mahbub,
"Maaf..yai..saya tidak menemukan orang yang lebih hina dari saya, sayalah yang Paling Hina, yang sudah menganggap diri saya sudah lebih baik dari orang lain.."
"Hahahahahaha...Tarji kamu boleh meninggalkan pesantren, itu artinya kamu sadar bahwa ilmu yang kamu miliki bukanlah untuk dianggap kamu lebih mulia dari orang lain.."
Dengan terkaget-kaget Tarji langsung mencium tangan Kyai Mahbub..
"Terima kasih yai..Saya akan selalu ingat bahwa sayalah orang yang Paling Hina..terima kasih yai..
Tarji pun meninggalkan pesantren tersebut dengan perasaan senang, karena pengakuan dan Ridho Kyai Mahbub sangat meringankan langkahnya, until mengabdi dikampung halamannya.
Demikianlah cerita ini saya tulis berdasarkan esensi dari cerita yang inspiratif ini. Kisah inspiratif ini pernah saya baca disebuah laman Facebook seorang sahabat, nama tokoh diceritakan ini mungkin berbeda dengan cerita aslinya, karena saya tidak mengingat nama tokohnya, tapi lebih mengingat ispirasi yang disampaikan. Semoga cerita ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H