Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sebuah Pertanyaan

22 Oktober 2018   06:27 Diperbarui: 22 Oktober 2018   06:26 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih menggumpal dalam benak berbagai pertanyaan.
Saat waktu sudah lama berjalan sejak lahir dan menjadi tua.
Pertanyaan demi pertanyaan yang seharusnya tidak lagi perlu dipertanyakan.
Kalau saja bisa menghargai setiap perbedaan.

Kita lahir dari satu rahim penciptaan, itu adalah rahmat,
yang tidak bisa dipisahkan oleh perbedaan apapun.
Itu adalah satu hal yang tidak patut dipertanyakan,
jika masih menghargai keguyuban,
yang akhirnya akan terpisah karena satu pertanyaan.

Suku, Agama dan Ras adalah kekayaan semesta,
yang diciptakannya sebagai keberagaman,
yang mewarnai kehidupan agar menjadi Indah.
Keberagaman adalah penjaga keseimbangan,
satu terpisah, maka seluruhnya akan terpecah.

Tidak perlu dipersempit sesuatu yang sudah diluaskannya.
Tidak perlu dipisahkan sesuatu yang sudah dipersatukannya,
dengan pertanyaan yang pada akhirnya akan memisahkan,
antara satu dengan yang lainnya.
Itulah kesejatian yang diinginkannya.

Keseimbangan semesta raya,
karena adanya baik dan buruk,
salah dan benar, Hitam dan putih,
yang sengaja diciptakan secara seimbang.
Kenapa mesti repot-repot mempertanyakan sesuatu,
kalau pada akhirnya membuat kebersamaan menjadi berbeda.

Kita sudah diberikan Kitab tuntunannnya,
semua sudah ditunjukkan secara jelas, semua keinginan dan ketidakinginannya. Kita cuma menuruti keinginannya dan mematuhi larangannya.
Kita diberikan akal untuk mencari pengetahuan, agar hidup dijalannya.

Dengan akal pula kita mengenal dan memahami keberadaannya.
Dengan akal juga kita untuk berkeyakinan,
agar beragama tidak membabi buta, agar beragama sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah,
agar hidup tidak salah kaprah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun