Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Sujud Terakhir Lelaki Durhaka

21 Oktober 2018   13:30 Diperbarui: 21 Oktober 2018   22:31 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Lelaki itu terkapar Setelah petirpun menyambar,

Ditengah hujan yang membasahi tanah-tanah kering yang tak terjamah, 

lelaki itu sakit parah, mukanya pucat tak berdarah


Dunia begitu gelap dalam pandangannya, 

tidak ada cahaya yang menyinari, lelaki itu panik dalam ketakutan, 

dia ingin bangkit dalam kegelapan, namun begitu berat mengangkat badan

.

Dalam gelap sosok bayangan ibu yang sudah dia durhakai,

Menuntunnya untuk bangkit dari kegelapan, dia merasa Tuhan itu ada, 

Dan mengirim orang yang sering dia sakiti untuk menuntun kejalan-Nya


Lelaki yang mendekati senja itu bangkit dari kegelapan, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun