Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada dan Pilpres Bukanlah Segala-galanya

18 April 2018   07:50 Diperbarui: 18 April 2018   08:53 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam setiap Kontestasi Politik, baik Pilpres maupun Pilkada, kendaraan politik yang digunakan masing-masing Kontestan adalah partai politik, meski pun ada juga yang maju dan didukung secara perseorangan (Independen), namun sedikit sekali itu terjadi, walau pun secara konstitusi hal itu diperbolehkan.

Benar kalau dikatakan melalui partai politik adalah salah satu sarana untuk bisa ikut dalam kontestasi Pilpres atau pun Pilkada, tentunya juga persyaratan elekterola dan sebagainya, namun itu cuma sarana untuk membantu pemenangan, wujud dari sumbangsih dan eksistensi partai dalam pesta demokrasi. Secara sadar harusnya partai memberikan dukungan untuk kepentingan kemaslahatan Bangsa, bukan semata kepentingan politik partai.

Esensi Memenangi Kontestasi

Esensi memenangi sebuah kontestasi politik bukanlah sekedar pemenuhan syahwat kekuasaan, atau juga memenuhi ambisi partai untuk berkuasa secara mayoritas, pemenangan adalah perwujudan kemampuan partai melahirkan kader pemimpin yang mumpuni, yang mampu memperbaiki keadaan, bukanlah pemimpin yang bisa dikendalikan partai untuk memenuhi semua ambisi politik partai, ini yang sangat miskin dari Partai Politik dewasa ini.

Posisi partai politik sebagai kendaraan hanya menghantarkan menuju gerbang kemenangan, setelah memperoleh kemenangan, kader partai yang menjadi pemimpin adalah milik masyarakat secara umum, yang mengabdi pada masyarakat, bangsa dan negara, namun meski tetap membawa dan menjaga visi dan misi partai, partai politik tidak berhak mengebiri kadernya untuk selalu mengedepankan kepentingan politik partai, apa lagi menjadi sapi perah Partai untuk mengisi pundi-pundi Partai.

Yang terjadi sekarang ini, memenangi kontestasi politik lebih cenderung diarahkan untuk memenuhi ambisi politik partai, dan hal itu sangat jauh dari tujuan dan cita-cita bersama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dan tidak aneh kalau kita melihat disekitar kita, kesejateraan para politisi diatas rata-rata kesejahteraan masyarakat pada umumnya, ketika seorang Pemimpin tidak mampu mensejahterakan masyarakat dan dibully habis-habisan, Partai tidak bisa berbuat apa-apa.

Lihatlah yang menjadi tahanan KPK akhir-akhir ini hampir rerata kader Partai, baik kepala daerah maupun anggota Legislatif, inilah akibat kurang mampu memahami esensi memenangkan Kontestasi Politik yang semestinya, sehingga Partai menseleksi setiap kader kurang melihat integritas kader, yang dilihat lebih pada kemampuan finansialnya bukan pada Karakter personalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun