Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Caleg "Artis" yang Tidak lagi Populer

25 Januari 2014   09:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="foto : Merdeka.com"][/caption]

Pada Pemilu 2014 ini Bursa Caleg masih diisi dengan wajah-wajah Artis, itu artinya sosok artis masih dibutuhkan sebagai Vote Getter. Apakah benar keberadaan sosok artis itu sangat mempengaruhi perolehan suara partai,? Bisa ya bisa tidak tergantung apakah sosok artis tersebut terkenal dan memiliki nilai jual yang tinggi atau tidak, itu kata saya. Sementara sekarang ini artis-artis yang menghiasi bursa caleg, hampir rata-rata adalah artis yang sudah tidak lagi populer dimasyarakat.

Lihat saja beberapa orang artis tercatat sebagai caleg untuk periode tahun 2014 sampai tahun 2019 dari berbagai parpol. Partai Hanura misalnya mencatat nama Krisdayanti dan Meriam Bellina -Irwansyah sebagai caleg dari Partai Gerindra dan Anang Hermansyah, Jeremy Thomas dari Partai Amanat Nasional - Okky Asokawati, Angel Lelga dari Partai Persatuan Pembangunan - Edo Kondologit dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Bagi parpol tidak ada larangan mendaftarkan artis sebagai caleg begitu juga bagi artis bebas memilih profesinya  termasuk mau menjadi caleg.

Kalau kita melihat keberadaan artis sekarang ini yang mengisi lembaga legislatif, mereka seakan tenggelam ditengah gemuruh politisi senayan, populer sebagai artis tapi tidaklah popupler sebagai politisi senayan, sedikit sekali dari mereka yang muncul kepermukaan. Yang jelas-jelas sering muncul dimedia dalam kapasitasnya sebagai politisi hanyalah Rieke Diah Pitaloka, Nurul Arifin, Tantowi Yahya, selebihnya muncul kemedia bukan karena kiprah politik, tapi malah karena persoalan rumah tangga.

Ketika artis direkrut partai untuk mengisi bursa Caleg hanya sebatas sebagai Vote Getter, maka orientasi partai dalam merekrut pun sudah salah, sehingga yang dilihat hanya daya pesona dalam penampilan dan populeritas, sehingga mengabaikan sisi intlektualitasnya, maka yang terjadi pada akhirnya cuma sebatas penghias dilembaga legislatif, keberadaan mereka dilegislatif tidak menonjol dan tidak memberikan kontribusi pemikiran politik, padahal sejatinya keberadaan mereka diharapkan dapat memberikan "Warna" bagi lembaga legislatif tersebut.

Dalam pandangan saya untuk Pemilu 2014, artis tidak lagi mempunyai "Maghnit" yang kuat untuk meningkatkan perolehan suara partai, karena masyarakat sekarang ini sudah melek politik, sudah melihat kenyataannya bahwa artis yang duduk dalam lembaga legislatif tidak memberikan arti apa-apa bagi kepentingan masyarakat, artis tidak eksis dilembaga legislatif, mereka tenggelam dalam dinamika korupsi dan politik dan mereka tidak mampu memperbaiki citra lembaga legislatif.

Hampir rata-rata artis yang direkrut partai politik adalah artis yang tidak lagi produktif didunia hiburan, sehingga posisi aman dengan menjadi anggota legislatif pun merupakan pilihan. Bagi artis yang benar-benar mempunya "Bakat" politik, maka dia akan eksis menjadi politisi, bahkan menjadi
tambah populer dengan kiprahnya sebagai politisi, tapi bagi artis yang hanya direkrut karena pesona
kecantikannya, maka keberadaannya hanya menjadi hiasan.

Sumber foto : Merdeka.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun