"Negara-negara dari kawasan ini akan segera mengusir kaum Zionis perampas tanah Palestina.... Sebuah Timur Tengah baru pasti dibentuk. Dengan bantuan Allah dan negara-negara kawasan ini, Timur Tengah baru tidak akan ditemukan lagi orang-orang Amerika dan Zionis," kata Ahmadinejad.
Hampir dari seluruh isi pidato Ahmadinejad mengisyaratkan perlawanannya terhadap kaum zionis Israel, dan perjuangannya membebaskan kawasan timur Tengah dari penindasan zionis Israel dan Amerika. Pemimpin yang seperti ini mengingatkan kita pada sosok Ir.Soekarno yang pada setiap pidatonya mengobarkan semangat perlawan terhadap segala bentuk penjajahan.
Sementara Negara kita membuka lebar-lebar Neo Imprealisme dengan kedok Neo Libralisme masuk masuk kenegeri ini, dan memetakakan seluruh kekayaan sumber daya alam, serta merendahkan potensi sumber daya manusia sendiri lewat berbagai kerja kontrak yang tidak sama sekali menguntungkan negara dan bangsa ini. Praktik seperti ini hanya menguntung sebagian orang yang terlibat langsung dalam penentuan kebijakan.
Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah seorang pemimpin yang bukan hanya pandai berpidato berjam- jam tanpa ada implementasi dari isi pidatonya. Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah seorang pemimpin yang mampu membawa perubahan, menjadi Indonesia lebih baik, bukan pemimpin yang memperdagangkan kekayaan sumber daya alamnya pada kaum kolonialis baru dengan kedok investasi.
Israel adalah "tumor kanker" yang akan segera dihancurkan, kata Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, Jumat (17/8/2012), kepada para demonstran yang melakukan protes tahunan terhadap eksistensi negara Yahudi itu.kompas.com
Seperti itulah cara Ahmadinejad memperjuangkan nasib Negara-negara Islam yang terus menerus di impiltrasi kekuatan zionis Israel dan Amerika Serikat, tanpa pernah ada rasa takut dan ketergantungan pada bangsa-bangsa penjajah, perusak tatanan kehidupan serta kemanunisaan, bangsa yang hanya memikirkan syahwat kekuasaan atas bangsa lain.
Begitulah sejatinya pemimpin pemerintahan sebuah negara dalam menentukan sikap, demi melindungi Bangsa dan Negeranya dari kesewenang-wenangan bangsa asing. Bukan menganggap bangsa yang jelas-jelas ingin menjajah sebagai "Saudara Tuanya." Bagi seorang pemimpin yang memiliki Ketauhidan, tidak ada yang dia takuti Kecuali Kekuasaan Allah semata, tidak akan menyembah kepada negara lain sebagai penguasa, kecuali menyembah Kepada Allah Swt semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H