Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humor

Cerita Yusril tentang Antasari dan Denny Indrayana

6 Juni 2012   23:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:19 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="illustrasi : inilah.com"][/caption]

Perseteruan antara Yusril dan Denny ternyata menarik juga untuk disimak. Karena perang kata-kata dan cerita antar mereka ter- publish di social media, dan menjadi konsumsi publik. Memang beda kalau orang-orang pintar yang berperang, cerita yang disebarkan pun berbau Istana. Cerita ini sengaja saya masukkan kekanal Hiburan, karena menurut saya cerita ini lebih kepada cerita Humor, sekali pun dalam situasi yang serius.

Tulisan ini bercerita tentang Kisah Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana dan Mantan Ketua KPK Antasari Azhar, yang diceritakan Mantan Menteri Hukum dan HAM, Yusril Ihza Mahendra melalui jejaring sosial Facebook.

Cerita yang diberi judul "Kisah Antasari Tentang Denny Indrayana" itu dipasang Yusril di jejaring sosial dan beredar luas, setelah ada insiden pemukulan sipir penjara di Riau beberapa bulan yang lalu. Cerita ini tentu awalnya hanya  diceritakan Antasari pada Yusril, namun bagi Yusril dijadikan alat perang untuk menyerang Denny.

Berikut kisah tersebut yang dipublikasikan Yusril di jejaring sosial miliknya :

"Ada kisah menarik tentang Denny Indrayana yang suatu ketika diceritakan Antasari Azhar kepada saya. Baru saja sebulan menjadi Ketua KPK, Antasari datang ke Yogya. TVRI Yogya mengadakan talkshow dan beberapa penelpon memuji tekad Antasari memberantas korupsi. Namun, Denny Indrayana yang tampil dalam dialog, dengan wajah dingin, mengatakan tidak.

"Meskipun banyak orang memberi apresiasi, saya tidak" kata Denny. "Anda baru hebat sebagai Ketua KPK kalau anda berani mengungkap korupsi di istana," sergahnya.

Antasari hanya tersenyum. Dikatakannya, di manapun ada korupsi akan ditindaknya, tidak peduli di istana, asalkan ada buktinya. Denny memandang Antasari dengan sinis.

Dua bulan kemudian, kata Antasari, dalam sebuah acara di Istana Negara Jakarta, tiba-tiba dia melihat Denny ada di sana. Berbeda dengan penampilannya di Yogya, Denny nampak gagah memakai baju khas staf istana dan sebuah lencana di krah bajunya. Seseorang membisiki Antasari memberitahunya kalau Denny sudah diangkat menjadi staf khusus Presiden SBY. Antasari pun menghampiri Denny dan menepuk bahunya.

"Bung, anda kini sudah di istana. Mudah-mudahan anda akan mengungkap kalau-kalau ada korupsi di sini," katanya kepada Denny sambil tertawa.

Denny memang punya teori ketika menjadi aktivis anti korupsi di UGM. Korupsi di Indonesia, katanya, adalah kongkalikong antara tiga pihak: istana, pemegang senjata dan pengusaha naga.

Setelah berada di lingkaran istana, dan kini menjabat Wamenkum HAM, belum terdengar kiprah Denny membongkar korupsi antara tiga unsur kongkalikong itu. Dia malah sibuk dengan polemik kontroversial seputar pemberantasan korupsi, namun tak pernah sedikitpun terdengar menyinggung istana, pemegang senjata dan pengusaha naga yang katanya saling kongkalikong itu.

Tulisan tersebut ditulis Yusril merupakan bagian dari Perang Terbukanya dengan Wamenkum dan HAM Denny Indrayana. Bisa dibayangkan seperti apa reaksi Denny membaca tulisan Yusril yang di Publish dijejaring Sosial seperti Facebook. Mungkin saja dalam mempublish cerita Antasari tentang Denny ini sebelumnya sudah minta ijin terlebih dahulu dengan Antasari.

Ternyata kalau orang-orang pintar itu perang urat sarafnya lewat media ya, karena Denny Indrayana juga mengemukakan argumentasinya tentang apa yang digugat Yusril lewat Twitter. Dengan adanya perang terbuka antar orang penting ini kita menjadi tahu persoalan sesungguhnya dibalik berbagai kemenangan Yusril dalam menggugat pemerintah.

Sumber cerita :

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun