Ternyata gak ada bedanya KPK di pimpin Busyro Mukodas dengan Abraham Samad, sama-sama senang ngomong "KPK akan Mengumumin Tersangka Baru," cuma itu yang bisa disampaikan ketua KPK untuk mengalihkan perhatian masyarakat, tersangka yang ada aja proses hukumnya belum selesai, sudah ngomongin tersangka baru.
Tuntas dulu proses hukum satu tersangka baru melanjutkan ke tersangka baru, yang ada sekarang kasusnya tumpang tindih. Seberapa hebat KPK bisa memberantas Korupsi, kalau yang melakukan tindak korupsi itu sendiri adalah orang-orang yang ada dalam lingkaran kekuasaan. Saya pikir sudahilah semua sandiwara hukum sekarang ini, masyarakat sudah tidak bodoh untuk mengerti semua permainan yang ada.
Apa gak capek aparat hukum bermain sandiwara terus menerus. Proses hukum dan gembar-gembor media seperti kompak dalam paduan suara, kalau ada proses hukum, maka media pun berusaha untuk memblow up nya, begitu pun juga di sosial media. Genderang yang ditabuhkan seperti sudah diatur iramanya, media hadir seperti anggota paduan suara.
Kadang-kadang media seketika merubah topik hangat beritanya, serentak dengan lenyapnya proses hukum yang memang sengaja dihilang begitu saja. Memang pada dasarnya media tidak dikebiri seperti di jaman ORBA, tapi pada dasarnya masih sama, karena biar bagaimana pun Media butuh perlindungan pemerintah.
Kembali ke KPK, kalau KPK cuma hanya berteriak ada tersang baru melulu, penyelesaian kasusnya mana, lihat saja kasus wisma atlet, kasus century dan kasus-kasus besar lainnya, semua jalan ditempat, belum ada satu kasus pun yang selesai terungkap, apakah cuma untuk itu KPK ada ? Terlalu besar negara mengeluarkan anggaran untuk KPK kalau kinerja KPK cuma begitu-begitu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H