"Ini pak..isteriku tidak mengijinkan aku untuk berjihad dijalan Allah ke Afganistan.."
"Alasan dia tidak mengijinkan apa.."
"Ya katanya kalau aku ke Afganistan hidup dia dan anak-anak siapa yang menanggung.."
"Benar itu isteri kamu..karena isteri kamu dan anak-anak adalah tanggung jawabmu..bukan tanggung jawab ayah atau orang lain..sekarang ayah mau tanya..kamu mau berjihad itu karena ingin melarikan diri dari tanggung jawab keluarga atau memang ingin berjihad di Jalan Allah.."
"Ya jelas ingin berjihad dijalan Allah..masak ingin melarikan diri dari tanggung jawab keluarga.."
"Baiklah...kalau kamu benar-benar ingin berjihad dijalan Allah mulai besok kamu cari pekerjaan..apa pun pekerjaannya yang penting kamu bekerja untuk menghidupi isteri dan anak-anakmu..setahu ayah itu sama nilainya dengan kamu jihad ke afganistan.."
"Tapi yah...aku bisa bekerja apa dengan situasi sekarang ini.."
"Apa pun bul...yang penting halal..niat semata karena ingin mengemban amanah Allah yang sudah dititipkannya..mungkin kamu bisa menjadi guru mengaji..atau juga mendidik anak-anak kampung yang kurang beruntung..Insha Allah dilapangkan dan dimudahkan-Nya usaha kamu..dan itulah amal yang lebih bermanfaat.."
Jawaban ayahnya sangat menohok hati kasbul..dia merasa ayahnya tahu kalau niatnya berjihad ke Afganistan hanyalah lahir dari segala kebuntuan pikiran dan beban serta tanggung jawab yang sedang dihadapinya, sehingga semua kebuntuan tersebut menginspirasikannya untuk lari dari tanggung jawab dan Amanah Allah swt yang sudah dititipkan kepadanya, hanya saja dia tidak frustasi lalu bunuh diri..dia pikir mati di Afganistan dengan situasi seperti itu dia akan menjadi Syuhada..dan lebih terhormat dari pada bunuh diri.
Photo illustrasi sumber : www.frontpagemag.com