Rasa haru ibu menjawab permohonanku,
"Tidak ada yang harus ibu maafkan nak..karena memang tidak ada kesalahan yang selama ini kamu lakukan, ibu malah senang..karena kamu sudah banyak meringankan beban kami sebagai orang tua, Insha Allah..langkahmu akan ringan kedepan"
Pengakuan ibu aku yakini sebagai pemaafannya, aku pun bahagia menitikkan air mata, karena pengakuan itulah yang akan melapangkan jalan dan langkahku kedepan. Singkat cerita..istriku yang selama tiga bulan setelah pernikahan belum kunjung hamil, satu bulan setelah itu istriku hamil anak pertamaku. Hal ini semakin memotivasiku untuk lebih bersemangat dalam bekerja.
Jelas bukanlah karena aku mencuci kaki ibu sebabnya, tapi pengakuan dan ampunannyalah yang meringankan semua bebanku, air cucian kaki ibu hanyalah mediaku untuk memohonkan ampunannya, dan hal itu pulalah yang mendesaknya untuk mengeluarkan pengakuannya. Menempatkan diri dibawah kaki ibu, adalah caraku merefleksikan posisinya terhadapku, karena aku ingin memuliakannya jauh diatasku.
Pada setiap langkah perjuanganku
pada tetesan peluh keringat
ada harapanku ingin membahagiakanmu
Tapi lagi-lagi aku tak mampu..
Aku hanya bisa meringankan bebanmu
yang berat dalam membesarkanku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H