Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Luka tak Berdarah

27 Desember 2014   04:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:23 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_361860" align="alignnone" width="300" caption="Foto illustrasi : kfk.Kompas.com"][/caption]

lni luka yang tak berdarah

tapi tetap perih, tersayat sendiri

Menahan sakit satu hari

serasa satu dasawarsa lamanya

Keramaian tak mampu mengusir sepi

semakin perih dalam rintih

..

Aku mencari matahari

Tapi awan mendung terus menutupi

Dalam dahaga aku mencari tetes air

Tapi hujan tak kunjung jatuh

Aku semakin perih dalam rintih

..

Temaram usia tak membuatku putus

karena isi rongga kepalaku terus

menggeliat memberontak

seakan ingin memecahkan kepalaku

Hidup harus terus berlanjut sampai

batasnya tiba..

..

Aku tengadahkan kepala keatas langit

Aku tetap menatap harap

karena sebab itulah tumbuhnya semangat

Aku sangat yakin manusia tidak berkuasa

atas apa pun, diatas langit ada langit

Kekuasaan dan Kehendak-Nyalah

diatas segalanya

..

Malam boleh saja gelap

Tapi hidup haruslah terus terang

Karena hidup sesuai fitrah-Nya

Kebenaran adalah kemenangan

..

Jakarta, Desember 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun