Mohon tunggu...
Aji Mulya Pratama
Aji Mulya Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Helping Profession

Tenang dan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Raih Gelar Magister di Usia 59 tahun, Saiful Hartoyo Buktikan Semangat Belajar Sepanjang Hayat

25 November 2024   13:15 Diperbarui: 26 November 2024   22:23 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisuda Periode 130 Universitas Negeri Malang (23 November 2024)

Saiful Hartoyo atau yang akrab disapa Abah Toyo, merupakan seorang konselor di salah satu sekolah di Kota Probolinggo. Di usia 59 tahun, beliau baru saja meraih gelar Magister di bidang Bimbingan dan Konseling (BK) di Universitas Negeri Malang (UM), sebuah pencapaian yang menginspirasi banyak orang. Abah Toyo membuktikan bahwa semangat untuk belajar dan mengembangkan diri tak mengenal usia.

Diangkat sebagai ASN pada tahun 2022, beliau memutuskan untuk melanjutkan studi S2 di bidang Bimbingan dan Konseling UM. Meskipun telah menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam dunia pendidikan dan kariernya sebagai seorang konselor, ia merasa bahwa perjalanan pendidikannya belum berakhir. Dengan komitmen yang kuat, beliau memutuskan untuk kembali ke bangku kuliah meskipun pada saat itu usianya telah memasuki angka 57 tahun.

Keseharian Abah Toyo diwarnai dengan tanggung jawab besar. Beliau memiliki seorang anak berkebutuhan khusus (ABK) yang menuntut perhatian ekstra, serta seorang istri yang telah bertahun-tahun menjalani pengobatan rawat jalan di rumah. Baginya, kondisi ini bukanlah halangan untuk tetap berkarya dan terus belajar. Sebaliknya, keadaan tersebut justru menjadi kekuatan yang mendorongnya untuk bertahan, memperjuangkan pendidikan, dan menyelesaikan studinya di bidang Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang (UM).

Tantangan lain yang ia hadapi adalah keterbatasannya dalam menguasai teknologi. Namun, beliau dengan rendah hati mengakui bahwa teman-teman seangkatannya banyak membantunya dalam proses adaptasi terhadap teknologi, dan dukungan mereka sangat berarti dalam menyelesaikan studi ini. “Saya sangat berterima kasih karena teman-teman seangkatan banyak membantu saya, khususnya dalam mempelajari teknologi untuk menunjang studi ini,” ujar beliau dengan penuh syukur.

Berkat belajar dan kolaborasi dengan teman sejawat, Abah Toyo telah berhasil mengembangkan berbagai keahlian dalam bidang konseling seperti pengembangan intrumen Bk, Pengembangan Layanan Konseling Online, sebagai Presenter Konferensi nasional, sebagai narasumber Instruktur Kolaborasi bagi mahasiswa PPG Prajabatan hingga pengalaman penelitian mengenai Keefektifan Konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) berbasis Ayat Alqur'an untuk Meningkatkan Kedisiplinan Waktu siswa.

Abah Toyo telah banyak menempuh pendidikan tinggi dikampus top jawa timur. Perjalanan pendidikan Abah Toyo dimulai sejak tahun 1984, beliau memulai perjalanan akademisnya dengan menjadi mahasiswa Jurusan Pertanian di Universitas Panca Marga (terminal). Setelah itu, pada tahun 1985, beliau beralih studi di UNISMA (terminal). Tidak berhenti di situ, ia kembali beralih kampus lagi  di Universitas Terbuka (UT) jurusan Statistik Terapan pada tahun 1986, dan di Universitas Airlangga (UNAIR) pada jurusan Analis Medis pada tahun 1990 (terminal).

Abah Toyo terus melanjutkan pendidikan di Vokasi D3 Kedokteran Hewan UNAIR pada tahun 1995 dan berhasil menyelesaikan program tersebut pada tahun 1999. Tak puas dengan itu, beliau melanjutkan studinya di IKIP PGRI Jember dan lulus pada tahun 2008 sebagai sarjana Bimbingan dan Konseling. Semua pencapaian ini menunjukkan tekad Abah Toyo yang tak kenal lelah dalam mengejar ilmu, meskipun banyak hal yang mungkin membuat orang lain berhenti belajar di usia yang tidak muda.

Yang paling mengesankan dari pencapaian tersebut adalah sikap beliau yang selalu mendahulukan dedikasi kepada keluarga dan dunia pendidikan. Dengan penuh kebanggaan, beliau menyatakan, "Capaian akademik ini saya dedikasikan kepada anak, istri, serta insan pendidikan." Dedikasi tersebut menunjukkan bahwa di balik setiap kesuksesan, ada dukungan besar dari keluarga dan komitmen yang mendalam.

Abah Toyo menekankan bahwa tanpa dukungan dan doa dari istri serta anak-anak, pencapaian ini tidak akan mungkin terwujud. Selain itu, beliau juga sangat berterima kasih kepada semua rekan sejawat serta seluruh Dosen Departemen Bimbingan dan Konseling UM yang senantiasa mendukung perjalanan studinya.

Keberhasilan Abah Toyo meraih gelar Magister pada usia yang tidak muda lagi merupakan bukti nyata bahwa belajar tidak ada batasnya. Baginya, usia hanyalah angka, dan semangat untuk terus berkembang adalah hal yang tak tergoyahkan. Meskipun pensiun sebagai seorang guru sudah di depan mata, Abah Toyo tidak akan berhenti berkontribusi pada dunia pendidikan dengan ilmu dan pengalaman yang telah ia kumpulkan selama ini.

Kisah hidup Abah Toyo mengajarkan kita bahwa tidak ada kata terlambat untuk mengejar mimpi. Beliau adalah contoh hidup bahwa semangat untuk belajar dan berkembang tidak mengenal batasan usia. baginya, proses belajar adalah suatu perjalanan yang tak pernah berakhir,seperti hadist nabi yang selalu ia gaungkan bahwa''Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim '' dan ia membuktikan bahwa usia hanya sebuah angka yang tidak menghalangi seseorang untuk terus meraih pencapaian lebih tinggi. Semoga kisah Abah Toyo dapat menginspirasi kita semua untuk tidak pernah berhenti belajar, berapapun usianya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun