“Aku gak bisa menjawab itu, yo. Gak tau aku, tapi aku sadar hehehehehe.”
“Kenapa ya… ?”
“Hey! jangan terlalu banyak berpikir, itu penyakit.”
Lalu lintas akhirnya mulai lengang walau pun perjalanannya merayap,tak disangka ternyata ada jambret yang sedang di amuk massa.
“Kasihan sekali, ya yo.”
“Biar tahu rasa tuh Jambret.”
Ternyata yang aneh dan ajaib bukanlah bahwa cinta benar-benar ada, yang luar biasa dan menakjubkan ide semacam itu dapat muncul pada makhluk biadab, kejam dan buas.
Juni sambil memegang pinggang Tyo yang sedang mengendarai sepeda motornya berteriak, “ Jalan terbaik untuk tetap menahan seorang narapidana supaya gak kabur adalah menyakinkan bahwa dirinya bukan seorang tahanan.”
“Bacot lu!” Kata seseorang yang memukuli Jambret.
Mereka berdua tertawa karena kekonyolan itu. Hari ini, cinta membuat seseorang sangat takut terlihat konyol dan menderita karena kekonyolannya, tapi tidak dengan Jun. Kenyataannya cinta tidak lahir dari keajaiban, namun keajaibanlah lahir karena cinta. Semakin Bodoh Seseorang semakin dekat dia dengan kenyataan, semakin jelas, ringkas tanpa seni apapun. Sementara kecerdasan, berkelit dan menyembunyikan dirinya sendiri. Kebodohan itu jujur dan lugas. Juni si bodoh yang berhati tanpa pikiran dan Tyo orang bodoh dengan banyak pikiran namun tanpa hati. Mereka berdua terasa sangat bahagia. Padahal mereka berdua sedang tidak bahagia, mereka berdua menderita.
Setelah lelah berkeliling Jakarta Tyo pun mengantarkan pulang Juni kerumahnya.