Mohon tunggu...
Dayangsumbi
Dayangsumbi Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Musik, Filosofi

Blogger Writer and Amateur Analys, S.Komedi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Filsafat Islam

7 Maret 2022   15:12 Diperbarui: 27 Maret 2022   02:34 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Freepic/Pexels

Pembahasan tentang filsafat selalu terkait dengan Ontologi,  Epistemologi dan Aksiologi. Hal ini merupakan yang paling umum dan sering dipelajari dalam filsafat. Namun, apakah kita sudah mengetahuinya ? Sebenarnya apa sih ketiga hal itu ? Bersumber dari buku Saku Filsafat Islam kita akan membahasnya, terutama pandangan-pandangan Suhrawardi tentang Ontologi apa itu ?

Ontologi

Ontologi adalah suatu ilmu yang membahas esensi/hakikat, substansi, kuiditas dan eksistensi sesuatu yang ada; wujud (eksistensi) dan maujud (eksisten).

Esensi/kuiditas adalah hakikat suatu materi atau immaterial yang memiliki satu nilai yang penting. Esensi bergantung dengan eksistensi sehingga jelaslah bayangan, batas atau tepiannya.

Substansi adalah suatu materi atau immaterial yang memiliki nilai dasar (kuiditas). Namun juga memiliki empat kategori aksiden yang berubah yaitu kualitas (kamm), kuantitas (kaif), posisi (wadh) dan tempat (ain). Keberadaan aksiden tergantung keberadaan substansi.

Kuiditas qua kuiditas, artinya tanpa eksistensi dan itu tidak memiliki efek, eksistensial lah yang memberikan efek bukan kuiditas. Jika tidak ada realitas yang dapat mempersatukan kuiditas-kuiditas yang berbeda dan menggabungkannya kita tidak dapat mempredikatkan satu kuiditas dengan kuiditas lain dalam satu pernyataan.

Eksistensial/Wujud terbagi menjadi 3, Realitas wujud, ambiguitas wujud, gerak substansial.

Realitas wujud, Wujud (eksistensi) adalah realitas yang menyusun maujud (eksisten). Jadi bisa dibilang maujud ini adalah luaran dari wujud. Pada realitas luarannya tidak lain adalah aksiden yang mengubah dan membatasi realitas tunggal, yaitu wujud. Wujud ini menjadi berbagai maujud yang tak terhitung jumlahnya. “Wujud” dalam pengertian inilah yang sesungguhnya melandasi semua realitas, entah konkret (material) atau abstrak (immaterial).

Ambiguitas Wujud, merupakan realitas yang muncul berdasarkan gradasinya. Ada Cahaya: Cahaya matahari, cahaya lilin, cahaya lampu. semuanya satu wujud/realitas yaitu cahaya tapi dengan predikat yang berbeda (matahari, lilin dan lampu). Wujud ini memiliki tingkatan dan gradasinya masing-masing. Ini terjadi di eksistensial bukan di esensi.

Gerak Substansi, Gerak Substansi dimana maujud selalu bergerak atau berpindah dari tingkatan-tingkatannya yang menyebabkan ambiguitas wujud. Maujud tidak selalu dalam keadaan tetap (being) melainkan selalu berkembang (becoming). Maujud selalu bergerak atau berubah dari keadaan sebelumnya, sekarang dan yang akan datang, perubahan itu bersifat berkesinambungan. Maujud ini dibedakan dengan benda mati yang keadaannya tetap (being) dan bersifat deterministik. Manusia sebagai makhluk hidup yang bebas dan memiliki karsa dan potensi yang nyaris tak terbatas selalu bergerak dengan tingkatan eksistensialnya berdasarkan mental-spiritualnya (becoming).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun