Barulah setelah beberapa tahun saya sadar bahwa ini yang dinamakan Filsafat, rumit namun mengasyikan bagi saya.
Memang kita tidak dapat melogikakan adanya Tuhan; ada sendi-sendi dalam hidup yang memang mesti dibiarkan saja menjadi misteri tapi, saya punya argumen untuk mengatakan saya percaya Tuhan.
Kita tahu bahwa melakukan hal-hal baik adalah hal yang membahagiakan buat kita maupun orang lain. Tidak ada manusia yang tidak bahagia ketika melakukan hal-hal baik seperti saling support, saling mengasihi dan menyayangi, saling berbagi; dan kita tahu bahwa manusia dalam hidupnya selalu mengejar kebahagiaan untuk dirinya, keluarganya, dan masyarkat luas dunia dan akhirat. Jika ada manusia yang tidak menginginkan kebahagiaan dan tidak bahagia melakukan hal baik mungkin ada yang salah dengan dirinya “Firaun saja masih menginginkan hal baik untuk Musa ‘ketika mengizinkan istrinya pada saat menemukan Musa dan meminta untuk merawatnya didalam istana.’”
semua manusia yang berbuat baik adalah manusia yang bahagia
Sebagian pelajar ada yang berbuat baik,
Semua pelajar yang berbuat baik adalah manusia yang dicintai
Jadi sebagian manusia yang dicintai adalah manusia yang berbahagia
Percaya Tuhan (Baik) dan Tidak Percaya Tuhan (baik)
Kalimat dan bagan di atas merupakan bagaimana saya akhirnya meyakini dan memilih untuk percaya pada Tuhan, yang terinspirasi dari ucapan pak faiz pengampu ngaji filsafat.
Ucapan senior saya dikampus akhirnya saya ketahui setelah saya menerjunkan diri untuk mencari tahu apa itu Filsafat mulai dari beberapa buku, video dan kajian daring dibeberapa komunitas filsafat yang ada.