Mohon tunggu...
Aji islami
Aji islami Mohon Tunggu... Konsultan - projectdios

CEO Project DIOS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Krisis dalam Organisasi

13 Januari 2020   15:59 Diperbarui: 18 Juni 2021   02:50 3190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Manajemen Krisis dalam Organisasi (unsplash/leon)

Djamaludin Ancok Ph. D dalam makalahnya "Kiat Menghadapi Krisis dalam Perusahaan" mengatakan bahwa "Suatu krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning point) yang dapat membuat baik atau buruk. Jika dipandang dari kacamata bisnis "Titik krisis merupakan penentu untuk tingkat selanjutnya".

Dampak dari krisis adalah kemelut yang merupakan malapetaka yang dapat merugikan organisasi itu sendiri maupun komunitas sekitar. Dengan adanya krisis akan meresahkan masyarakat sekitar, bahkan secara tidak langsung dapat mengancam citra organisasi. 

Dampak lain dari krisis adalah kehilangan kepercayaan dan buruknya reputasi organisasi di mata masyarakat. Langkah pertama dalam penanganan krisis adalah identifikasi penyebab krisis untuk mengetahui tipe, jenis, tahapan-tahapan yang sedang terjadi karena identifikasi yang benar akan menghasilkan strategi antisipasi yang tepat. 

Untuk itu hal pertama yang dilakukan oleh public relations adalah segera menentukan tipe dari krisis karena keseluruhan respon yang diambil akan bergantung pada tipe dan durasi dari scenario yang memungkinkan akan terjadi.

Baca juga :Ketika Organisasi Dipimpin Seorang Bos

Krisis perusahaan bisa sangat bermacam-macam, salah satunya adalah krisis dalam manajemen komunikasi. Krisis dalam manajemen komunikasi ini sendiri jelas sangat bervariasi dalam perusahaan. 

Pada umumnya adanya jarak antara atasan dan bawahan, serta diperkuat dengan pola pola ABS (Asal Bapak Senang). Sehingga akan menimbulkan banyak sekali perang yang dilakukan oleh karyawan di level bawah untuk merebut hati dari atasan-atasannya.

Berdasarkan pengalaman saya bekerja, Saat atasan tidak bisa dibantah, dan tidak mau tahu dengan apa yang terjadi di bawah, kecenderungan yang terjadi adalah karyawan akan selalu berusaha menyenangkan boss nya, walaupun itu merugikan perusahaan.

Dan apabila keluh kesah dari bawah dianggap sebagai angin lalu, biasanya karyawan yang berada di bawah akan memiliki kelompok kelompok kecil yang sama sama bersungut-sungut untuk membicarakan atasannya. 

Sehingga segala aktifitas perusahaan bukan lagi melakukan pencapaian visi dan misi perusahaan, namun hanya proyek cari muka dan kenaikan gaji atau sekedar mengamankan diri dari pemecatan, bukan lagi mengusung kebersamaan dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah:

  • mengadakan forum diskusi terbuka
  • melakukan pendekatan extra untuk mengurangi jarak antara atasan dan bawahan
  • memaksa tim manajemen dan elit perusahaan untuk lebih membuka mata terhadap situasi real
  • mengadakan gathering untuk sarana mengakrabkan atasan dan bawahan
  • memecat para provokator dan pencari muka

Sehingga setelah hal-hal ini dilakukan tergantung kebutuhan, tim HRD dapat melakukan pelatihan dasar ulang sebagai bentuk inisiasi dan penerapan visi dan misi perushaan ke benak karyawan. sehingga akan menjadikan perusahaan sebagai satu kesatuan sistem yang saling mendukung dari segala lapisan dan komponen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun