[caption id="attachment_155268" align="alignnone" width="600" caption="Sumber gambar: http://duniatank.blogspot.com/2011/06/tank-leopard-2.html"][/caption]
Seperti yang telah diberitakan di media masa, TNI AD tengah berencana melakukan pengadaan Main Battle Tank (MBT), dalam hal ini Kementrian Pertahanan menyebutkan bahwa MBT yang didatangkan adalah jenis Leopard 2 yang dibeli dari Belanda. Alasan utama menjajaki pembelian MBT dari Belanda adalah adanya pemotongan anggaran pertahanan besar-besaran oleh pemerintah Belanda, sehingga beberapa alutsista yang rata-rata memiliki teknologi terkini terpaksa dikandangkan untuk dijual. Hal inilah yang nampaknya Kementerian Pertahanan incar, teknologi terbaru dengan harga yang miring, siapa yang tidak senang ?
Namun dalam kelanjutannya sebagaimana dengan pengadaan alutsista TNI selalu saja mengundang pro dan kontra, sepertinya di Indonesia memperkuat angkatan bersenjata bukan menjadi hal yang mudah, terlebih lagi jika issue tersebut bisa dijadikan argumen politik untuk mengkritik pemerintah dari partai yang bekuasa (terus terang saya heran sejak kapan Negara Indonesia menganut system partai oposisi dan posisi ?).
Dalam hal tersebut, sebaiknya saya ingin bahas sedikit, benda apa sih “Main Battle Tank” tersebut? Apa bedanya dengan “Heavy Tank”? Kok saya sering mendengar argumen bahwa MBT tidak cocok di Indonesia karena dimensinya terlalu besar ? Apakah benar begitu ?
Mungkin kita sering mendengar orang yang mengaku sebagai “pengamat militer” di media yang menyebutkan bahwa “MBT Leopard yang merupakan “Heavy Tank” tidak cocok di Indonesia, kita cocoknya pakai “Medium Tank””, weleh-weleh mengklasifikasikan Tank kok seperti mengklasifikasi petinju, ada light, medium dan heavy, jangan-jangan ada Tank kelas bulu Hehe ? Benarkah demikian ?
Pada era PD II memang Tank dibagi berdasarkan beratnya, Seperti Tank Tiger II dikategorikan sebagai Heavy Tank, tank tersebut memiliki kemampuan superior dalam hal proteksi, dan daya gempur, sementara tank-tank yang bobotnya lebih ringan (sekitar 20-30 Ton) Seperti T-34 atau Sherman dikategorikan sebagai Medium Tank, walau kemampuan proteksi dan daya gempurnya tidak bisa menyamai Heavy Tank, namun Medium Tank memiliki kelincahan yang lebih tinggi ketika bergerak di medan terbuka. Pada perkembangan selanjutnya, tentu teknologi pada Tank turut berubah, sehingga Tank yang badannya bongsor, tetap bisa bergerak lebih lincah, bisa menembak lebih jauh, dan tetap memiliki proteksi yang tinggi, sehingga Tank tidak dikategorikan berdasarkan beratnya lagi, melainkan berdasarkan fungsi atau peran yang dijalankan, nah sejak itulah klasifikasi tank dirubah, tank mulai dikategorikan sebagai “Main Battle Tank” dan “Light Tank”.
Jadi apa itu main Battle Tank? Menurut pengertian umum dalam istilah militer, Main Battle Tank adalah tank yang memiliki kemampuan yang superior dari segi mobilitas, proteksi dan daya gempur, sehingga bisa menjalankan tugas utama pada pertempuran dengan kedaraan lapis baja (Armored warfare). Oleh sebab itu MBT dianggap sebagai komponen utama dalam angkatan bersenjata modern.
Hal tersebut berbeda dengan Tank yang dikategorikan sebagai “Light Tank”, setelah berakhirnya PD II tank jenis ini hanya digunakan untuk menjalankan satu peran spesifik saja, dan tidak bisa menjalankan peran Armored Warfare sacara umum. Sebagai contoh Alvis FV101 Scorpion, fungsi tank tersebut adalah kendaraan intai dan untuk memberikan batuan tembakan, sehingga oleh Negara pembuatnya diklasifikasikan sebagai Combat Vehicle Reconnaissance Tracked, atau dalam bahasa Indonesianya kendaraan tempur intai beroda rantai, dengan demikian walaupun Tank Scorpion memiliki mobilitas yang tinggi, namun jangan berharap pada kemampuan perlindungan, karena lapisan pelindungnya terdiri dari alumunium, dan senjatanya hanya sebatas meriam kaliber 90 mm, apabila berhadapan dengan MBT sekelas PT-76 milik Malaysia atau Leopard 2A4 milik Singapura, tentu FV101 Scorpion memiliki peluang menang yang lebih kecil, karena tidak memiliki kemampuan bertahan, maupun menyerang setara MBT (Leopard 2 dan PT-91 memiliki daya perlindungan yang lebih tinggi, karena zirah pada Leoprad 2 merupakan metal material komposit generasi ke 3 yang bisa menahan gempuran tembakan dari tank lain), sementara MBT mampu menandingi kemampuan mobilitas FV101 Scorpion (baik Leopard 2 dan PT-91 memiliki kecepatan maksimum hingga 60 kpj hanya terpaut sedikit oleh Scorpion yang memiliki kecepatan maksimum 70 kpj).
Dengan melihat fakta tersebut, sesungguhnya sudah jelas, dengan diakuisisinya MBT berarti hal tersebut memberikan peningkatan kemampuan bertempur bagi TNI AD, terutama dalam peran armored warfare, sehingga TNI AD mampu memukul, bertahan dan bergerak dengan cepat di medan tempur.
Mau Beli Alutsista Modern Kok dicurigai Korupsi?
[caption id="attachment_155270" align="alignnone" width="720" caption="Karena memiliki daya mobilitas yang luar biasa dan dilengkapi sistem penyetabil meriam modern, jangan heran klo MBT Modern bisa melompat sambil menembak. sumber gambar: http://destianariwibowo.blogspot.com/2011_07_01_archive.html"]