Dengan adanya fakta-fakta tersebut tentu angkatan bersenjata kita tetap membutuhkan kendaraan lapis baja bersenjata seperti tank (contohnya sperti MBT T-90S, Leopard II), kendaraan tempur infantri (contohnya seperti BMP-3F, Wiesel 2), dan kendaraan angkut personel lapis baja (Contohnya Btr-80, VAB).
Dalam hal ini setidaknya kita sudah dapat cukup berbangga dengan kemampuan BUMNIS kita dalam memenuhi kenbutuhan tersebut. Dalam hal ini adalah PT Pindad yang telah memproduksi panser buatan dalam negeri untuk kebutuhan Tentara Nasional Indonesia, yakni salah satunya adalah APS 6x6 Anoa.
APS 6x6 Anoa dapat memberikan perlindungan pada penumpangnya dari serangan peluru senjata ringan, ditenagai mesin 320 hp dari Renault, dan dapat dipersenjatai dengan senjata mesin berat caliber 12,7 mm hingga peluncur granat automatis caliber 40 mm. Dengan demikian Pasenr Anoa sangat ideal untuk keperluan bus tempur hingga memberikan bantuan tembakan pasukan di darat.
Oleh karena itu tidak heran, beberapa Negara di luar Indonesia tertarik untuk turut mengoperasikan Anoa, sebut saja Oman yang ingin mengakuisisi lebih dari 100 unit Anoa, Banglades untuk keperluan angkatan bersenjatanya, bahkan Malaysia untuk melengkapi pasukan penjaga perdamaiannya di Libanon.
Untuk perencanaan kedepan, tentu teknologi pada panser Anoa harus dikembangkan, dan diproduksi lebih canggih lagi, karena selain dapat meningkatkan kemampuan angakatan bersenjata kita, hal tersebut juga dapat memungkinkan produk BUMNIS bersaing pada pasar internasional. Oleh karena itu dukungan pemerintah terhadap BUMNIS tentu saja dibutuhkan, dan tentu saja bentuk dukungan itu haruslah dalam bentuk langkah kongkrit, bukan slogan semata.
Sumber:
Berbagai Majalah Angkasa dan commando
en.wikipedia.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H