Mohon tunggu...
Aji DWI PRATIKNO
Aji DWI PRATIKNO Mohon Tunggu... Guru - SMA NEGERI 1 KUTASARI

Bekerja di salah satu Sekolah Menengah Atas Kutasari, Purbalingga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Minat Baca untuk Indonesia Berkemajuan

7 Desember 2022   08:56 Diperbarui: 7 Desember 2022   09:28 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seiiring dengan perkembangan jaman, kini berbagai hal semakin dimudahkan. Sarana-sarana penunjang kebutuhan hidup terus dimutahirkan Perkembangan tersebut, jamak disebut era Globalisasi. Secara sederhana, globalisasi dapat diartikan suatu proses yang mencakup keseluruhan bidang kehidupan, sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata. Perkembangan paling pesat di era globalisasi adalah Teknologi informasi dan komunikasi.

Teknologi informasi dan komunikasi di era global saat ini sangat bermacam-macam, salah satunya media elektronik. Media elektronik merupakan kebutuhan hidup setiap orang. Mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang dewasa pasti tidak akan lepas dengan media elektronik. Ada banyak jenis media elektronik, di antaranya televisi, laptop, dan gadget. Mulai dari perabot rumah tangga sampai alat komunikasi. 

Diantara banyaknya media elektronik, gadget merupakan media elektronik yang paling terkenal dan populer. Gadget atau yang sering disebut handphone merupakan media  elektronik yang ukurannya kecil dan mudah dibawa kemana-mana. Saat ini gadget merupakan suatu kebutuhan setiap orang, tidak terkecuali terutama pelajar. Apabila disadari, pelajar saat ini lebih suka berdiam diri dengan ditemani gadget mereka. Mereka seakan lupa akan aktifitas dan membuang waktunya secara percuma. Mereka bahkan melalaikan kewajibannya sebagai seorang pelajar, yaitu belajar. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. Pengaruh gadget dapat menurunkan minat baca para pelajar sehingga prestasi belajar para siswa menurun dan mengakibatkan Indonesia kalah saing dengan negara-negara di dunia Pasalnya, di dalam gadget banyak sekali aplikasi-aplikasi yang ditampilkan. Ada Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapp, Google, dan Game-game menarik. Setiap aplikasi-aplikasi tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Meskipun demikian, tidak dipungkiri juga gadget banyak manfaat yang dapat kita peroleh. Mudahnya mendapat informasi dan kemudahan berkomunikasi merupakan salah satu fungsinya. Selain itu, kita juga terbantu dalam menyelesaikan pekerjan. Sehingga pekerjaan kita menjadi lebih ringan dan tidak begitu melelahkan.Namun, dibalik kelebihan-kelebihan itu, terdapat juga beberapa kelemahan gadget. Kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya kita akan lupa waktu. Memang sudah biasa, orang yang sudah memegang gadget pasti akan melupakan segala hal terutama waktu. Mereka terlalu asik menggunakan apalikasi-aplikasi yang ada di gadget. Mereka tidak memedulikan kehidupan sosialnya. Mereka lebih bersifat egois dan tidak mempedulikan orang lain.

Satu di antara kelemahan-kelemahan tersebut, yaitu dapat meningkat kemalasan pada generasi muda dan pada tehap lanjut, tergaadainya kecerdasan anak bangsa. Kecerdasan anak bangsa ini menurun karena rendahnya minat baca setiap orang. Mereka terlalu asik dengan dunianya sendiri. Mereka tidak mementingkan membaca.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Membaca jug adapt diartikan menggali informasi dan wawasan kita melalui bacaan. Banyak orang beranggapan, membaca itu membaca buku, baik buku referensi, buku fiksi, buku non fiksi maupun artikel. Tetapi sebetulnya membaca itu tidak hanya membaca buku saja, tetapi kita bisa membaca  dari sumber bacaan di internet. Tetapi saat ini, orang lebih suka menggunakan internet untuk hal-hal yang kurang baik. Seharusnya kita bisa memanfaatkan media dan perkembangan zaman. Bukan malah dimanfaatkan dan diperbudak oleh zaman.

Memang menurut sebagian orang, membaca itu membosankan dan melelahkan. Apalagi setelah melihat rangkaian-rangkaian huruf yang disusun  menjadi kalimat, pasti mereka sudah malas membacanya. Padahal dengan membaca, ada banyak sekali manfaat yang kita peroleh, diantaranya mendapatkan informasi dan pengetahuan yang banyak. Bayangkan saja apabila kita suka membaca buku, entah itu buku fiksi, buku non fiksi maupun artikel ataupun yang bersumber dari internet pasti kita akan menjadi orang yang  pintar dan peka terhadap kehidupan. Karena di dalam buku-buku tersebut terdapat nilai-nilai kehidupan dan pengetahuan-pengetahuan banyak.

Selain itu, dengan membaca kita bisa menjelajah dunia. Menjelajah dunia dapat diartikan menggali informasi dan wawasan kita tentang dunia. Tetapi banyak orang yang  menganggap menjelajah dunia itu berkeliling Negara untuk berlibur atau berekreasi. Tetapi sebenarnya menjelajah dunia itu, mengetahui informasi-informasi penting dari Negara tertentu atau mencari tahu sejarah Negara itu.  

Sayangnya, kesadaran membaca masyarakat Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Hasil penelitian UNICEF menyebutkan bahwasannya minat baca orang Indonesia tergolong rendah. Kalau dipresentasikan hanya ada pada kisaran 0,01 persen yang mengindikasi satu buku dibaca oleh seribu orang diIndonesia. Seperti yang dibuktikan UNESCO melalui surveinya, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen dari jumlah penduduk yang ada. Begitu juga hasil riset Programme For Internasional Student Assessment (PISA), dari 65 negara peserta yang diriset pada anak usia 15 tahun untuk kemampuan matematika, sains dan membaca, Indonesia berada pada posisi ke 64. Sungguh hal itu sangat memprihatinkan. Padahal sebenarnya banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari membaca, selain mendapat informasi. Dengan membaca kita tidak mudah lupa, karena otak akan selalu berfikir, dan fungsi fungsi otak pun akan terpacu. Selain itu, kita juga dapat menjadi orang yang peka.

Pada tahun 2010 konon di dunia sudah terdapat lebih dari 25 juta orang manusia menggunakan telepon genggam dalam keseharian hidup mereka. Di tahun-tahun ke depan, diprediksikan jumlah itu akan terus bertambah. Di antara sekian banyak orang yang menggunakan telepon genggam itulah masyarakat bangsa Indonesia sepertinya ke mana pun hanya disibukkan dengan penggunaan telepon genggam. Mari kita mengingat-imngat, ketika kita berada di ruang tunggu tertentu, entah di ruang tunggu bandara atau ruang publi lainnya, sebagian besar hanya sibuk dengan piranti elektronik itu. Berbeda sekali dengan orang asing misalnya yang berasal dari Eropa dan Amerika, yang kebetulan sedang berada di Indonesia. Begitu mereka duduk dan harus menunggu jadwal kedatangan atau keberangkatan moda transprotasi tertentu, mereka langsung membuka buku-buku atau surat kabar yang kebetulan mereka bawa.

Kebiasaan membaca yang rendah dipastikan juga akan melahirkan angka yang lebih rendah pula bagi rating kecepatan membacanya. Tidaklah mengherankan jika kecepatan membaca masyarakat kita sesungguhnya memang berada jauh di bawah kecepatan rata-rata membaca masyarakat negara-negara di Eropa dan Amerika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun