Saya menepuk pundak Ilham seraya berkata "tuh kan kabut ham, kamusih kemarin bilang kabut gitu sih kan jadi kenyataan" Ilham menjawab "yah emangkan kemarin aja udah berkabut gimana lagi dong" Mufit bertanya pada Kahfi "fi gimana ni lanjut puncak atau ditenda aja?" Kahfi menjawab pertanyaan Mufit "naik aja yuk nangung udah sampai sini nggak sampe puncak". Mufitpun menerima ajakan dari Kahfi dan mengajak Saya dan Ilham untuk naik kepuncak Sejati.
Sampailah kita dipuncak kita berfoto foto ria dengan ekspektasi backraund Gunung Merbabu, Merapi, dan Ungaran tapi kenyataanya adalah kabut tebal dan angin kencang. Tetapi kita tetap bisa tertawa dan bersyukur masih bisa menggapai dan menaklukan Gunung Sumbing walau tak sesuai ekspektasi kita.
Cobalah untuk menikmati perjalanan panjang yang kita lakukan, cobalah untuk mengambil pelajaran berharga dari pendakian yang sangat melelahkan, dan cobalah untuk menikmati alam tanpa mengharapkan kondisi ideal tertentu yang ada dalam pikiran. Jika dinikmati dengan ikhlas, seburuk apapun cuacanya dan sejelek apapun pemandangannya, alam pegunungan tetap merupakan satu hal yang sangat berharga untuk dinikmati, karena tak setiap hari kita bisa datang ke sana, dan tak setiap orang bisa menginjakkan kaki serta menghirup udara segar di atas sana. Biarlah keindahan-keindahan semacam golden sunrise atau pemandangan lautan awan yang megah menjadi bonus tersendiri atas pendakian penuh pengorbanan yang telah kita lakukan. Perjalanan pendakian yang kita lakukan dengan penuh pengorbanan terlalu berharga untuk diisi dengan kekecewaan dan penyesalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H