Mohon tunggu...
Aji Aribowo
Aji Aribowo Mohon Tunggu... Penulis - Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) | Law, Science, Sport, and Social Enthusiast.

Penyangkalan: Segala tulisan yang saya tulis tidak terikat dan tidak terkait dengan lembaga/institusi tempat saya mencari nafkah. Demikian, salam kecup jauh.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sosok Kartini dalam Bayang-bayang Pandemi dan Resesi Ekonomi

21 April 2020   23:42 Diperbarui: 22 April 2020   01:01 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2020 menjadi awal tahun yang berat bagi masyarakat. Pandemi Covid-19 telah mewabah di seluruh penjuru negeri, termasuk di Indonesia. Pandemi ini membuat peran setiap insan semakin dibutuhkan, sekecil apapun itu. Tak terkecuali peran Kartini modern di tahun 2020.

“Modern problems, requires modern solution”. Begitulah bunyi pameo yang cukup terkenal di sebagian kalangan generasi milenial saat ini. Secara tersirat, pameo ini telah diwujudkan oleh peran dominan perempuan di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Menyadur data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah tenaga medis perempuan secara global pada bulan Maret tahun 2019 cukup mendominasi yaitu mencapai angka 70 persen - Gender Equity in the Health Workforce: Analysis of 104 countries

Peran Kartini ditengah pandemi secara tersirat juga sempat disinggung oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Ibu Retno Marsudi, dalam konferensi pers virtual tanggal 17 April 2020 dengan Sembilan menteri luar negeri lain yang membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap perempuan. Dalam konferensi itu juga disebutkan bahwa sekitar 60 persen UMKM Indonesia yang memproduksi hand sanitizer, baju hazmat atau Alat Pelindung Diri (APD) dan masker dimiliki oleh perempuan.

Perempuan dianugerahi kemampuan yang tidak dimiliki oleh laki-laki, yaitu ketekunan dan kemampuan untuk melakukan beberapa hal secara bersamaan atau bahasa populernya, multi tasking. Besarnya tantangan perempuan di tengah pandemi Covid-19 seolah membuat perempuan memikul beban ganda, dimana secara internal dituntut untuk mampu menciptakan suasana psikologis yang menenangkan bagi keluarga. Namun di sisi lain, perempuan juga dituntut untuk menjadi menteri keuangan bagi keluarga masing-masing. 

Secara eksternal, beberapa perempuan juga tetap menjaga roda perekonomian tetap berjalan, khususnya bagi perempuan yang masih harus bekerja di luar rumah. Bagi yang berkesempatan kerja dari rumah, perempuan selalu menemukan cara uniknya sendiri. Perempuan bisa jadi ahli memasak dan merintis bisnis catering, perempuan juga bisa ahli dalam menjahit dan membuka jasa jahitnya sendiri. Tak sedikit pula perempuan yang menjadi ahli dalam telemarketing, menjajakan produknya dari rumah.

Apapun itu bentuknya, Kartini tetap ada dan menjelma di setiap relung kehidupan masyarakat Indonesia. Bagaimanapun situasinya, semangat Kartini tidak akan pernah redup meskipun dalam bayang-bayang pandemi dan resesi ekonomi.

Selamat Hari Kartini 2020.

-Jakarta, 21 April 2020-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun